tapi dia ada di sini "di hati di kepala"
begitu banyak pertimbangan untuk menyampaikan
yang utamanya takut menjadi sia-sia
seperti yang sudah-sudah,hanya sekedar berarti
bosan berbicara tentang "suatu hari" sebagai penyejuk hati, hanya omongan semata
bosan berbicara tentang "percayalah semua akan indah pada waktunya", hanya ketenangan semata
bosan berbicara tentang "akan selalu ada", aku pernah begitu dan wush!!!pergi begitu saja dengan sadis
bosan berbicara tentang "kepercayaan" toh apa yang aku sampaikan sudah menjadi angin, rahasia yang dapat didengar siapa saja.
atau mungkin ini karena aku yang tidak selalu ada?
atau aku merasa aku sudah selalu ada?
hanya saja tak di sadari...
dan haruskan aku menghilang "lagi"...
seperti dirimu yang menjadikannya "mood"
mana yang paling menyakitkan antara meninggalkan dan ditinggalkan?
tak akan ada jawaban kecuali "mati"
aku kan buang semua janji yang disampaikan dan janji yang terucap.
itu hanyalah harapan, akar dari semua sakit hati
mungkin egois atau entah lah apa, hanya merasa jera, entah sekedar atau banyak
rumput di depan sana masih hijau
bunga masih berwarna
air di atas sana masih berbunyi
apakah egois?
bukan....karena "mata letaknya di depan"
Lupakan air mata untuk mengingat dulu yang berarti
sungguh hanya menghabiskan hari
terbaik menjadikan hari ini
hari ini, yang ada, yang terasa...
aku tak ucapkan selamat tinggal, aku tak berucap apapun
hanya mengikuti caramu menganggap ini memang sudah benar-benar selesai, tak lagi saling kenal
aku tak ucapkan sudah, aku tak ucapakan iya untuk perpisahan selamanya
hanya melakukan yang sudah disudahi oleh diamku, diammu, bentak ku, sabarmu, tangismu, tangisku, marahmu, rasa bersalahku, dan menerbangkan rencana indah itu, mengecup puncak itu! yang aku tau akan ditepati namun semua persiapan terasa mati, rasa sakti itu kembali
devil and angel
ini bukan kosong, ini ada...untukmu...
biarkan sebentar saja, aku ingin berdamai dengan gemuruh
gemuruh yang ada saat kau menghilang
saat aku merasa rindu
jarak ini tak bermasalah, namun menyepikan ku
meliarkan pikiranku
berhentilah "marah"
berhentilah "bimbang"
semoga
*sengaja ditulis panjang, agar sudah menimbulkan rasa malas sebelum membaca, biar dia menjadi guratan pribadi yang tersimpan maya
Leni's photo |
No comments:
Post a Comment