Kemarin, saat aku masih satu atap bersama kalian, tinggal dalam satu
rumah, aku selalu bilang, adanya kalian membuat aku seperti pulang ke
rumah sendiri, karena kalian adalah keluarga baru ku di sini.
Dulu,
yang sering pulang larut dan pagi-paginya pergi lagi adalah aku, yang
sering tiba-tiba pergi, nginap berhari-hari adalah aku, namun selepas
melakukan perjalanan yang kadang jauh, melelahkan dan ketika menyadari
akan pulang ke kostan, bertemu kalian. aku kembali bersemangat dan
merasa aman. Ada kalian yang akan bertanya kabar, ada kalian yang akan
mendengar cerita perjalanan ku.
Dulu juga, ketika aku berlari
naik ke lantai dua, tempat kita sering berkumpul, berlari dengan hati
yang kasat kusut, lebur hancur, kalian, hanya dengan tatapan yang aku
tau bahwa kalian mencoba memulihkan itu semua, mencoba merasakan,
mencoba memberikan senyuman untuk aku. Kalian tau? Saat itu hanya dengan
kalian ada saja aku sudah merasa bersyukur dan dapat tersenyum.
Dulu
aku yang paling sering tiba-tiba mengunci diri di kamar, berjam-jam,
kalian berusaha mengetuk pintu bahkan mengintp dari fentilasi kamar,
mengirim sms, hanya memastikan bahwa aku baik-baiak saja dan tidak
melakukan hal konyol. Saat itu, aku hanya belum mampu menceritakan semua
dan tak dapat berpura-pura baik-baik saja.
Dulu, saat aku
melakukan hal-hal terlarang, nakal dan tidak sehat, kalian dengan
cibiran yang aku tau itu adalah bentuk perhatian paling tulus, tak
pernah bosan mendengarkan.
Dulu, saat aku pulang dengan ribuan
cerita, baik indah maupun menyebalkan, kalian siap dan ada untuk
mendengarkan, meskipun itu menganggu waktu menonton kalian, waktu
membuat tugas kalian, tapi kalian selalu ada.
Sayang, di
akhir-akhir kita bersama, semua sibuk dengan urusan masing-masing, tapi
itu ada baiknya, karena kalau ada acara perpisahan, traktiran atau
karokean bareng, selepas itu aku pasti nangis semalaman.
Kalian
yang buat aku gak mau pindah ke kostan manapun , wakaupun itu murah,
walaupun itu lebih baik, karena aku gak bisa bawa serta kalian. Kalian
juga yang buat aku selalu nyaman dengan kostan itu.
Bukannya tak
pernah kita bermasalah, bukannya tak pernah juga kita salaing
membicarakan satu sama lain, tapi itu semua tak menjadi simpanan untuk
saling menjelakan, malah menjadi sesuatu untuk saling mengingatkan.
Kita
pernah berbicara "seandainya aja ya, anak-anak kostan kita sepert dalam
cerita anak kost dodol", saat ini aku menyadari, bahwa itu hanyalah
ucapan kita yang belum bersyukur dengan keadaan kita sekarang. Pertemuan
kita dalam satu atap bukan suatu kebetulan, semua telah d rancang
oleh-NYA untuk menajdi kan kita saudara. Sekarang, aku tak perlu lagi
angan-angan agar kita seperti buku dalam anak kost dodol, karena dengan
kalian ada saja sudah cukup membuat ku merasa bahagia lebih dari
kata-kata dalam novel itu.
Terima kasih untuk hari-hari
spektakuler di kostan. Untuk moment-moment indah yang konyol, kadang tak
masuk akal. Terima kasih bersedia menjadi saudara ku. Kadang, mendengar
suara kalian di telfon, membaca tulisan kalian di wall, d sms, bukan
mengobati rindu, malah membuatnya semakin dalam karena sekarang yang aku
tau, hanya itu yang bisa kita lakukan. Tidak seperti kemarin, dapat
beresntuhan, dapat saling menatap. Maaf untuk semua kesan yang melukai
hari-hari dan hati kalian. Semoga tak selamanya dan dapat pudar seiring
waktu.
Someday, I want dance with you again. All.
No comments:
Post a Comment