Sunday, November 6, 2011

Bagian III

Sebuah cerita,,dikutip dari sebuah lembaran media cetak...

Seseorang selalu butuh seseorang. Dan aku begitu membutuhkannya,namun harus kehilangannya, juga merelakannya, melepaskan entah demi apa, hanya seperti sebuah kewajiban. Saat pertama kali menyadari aku telah kehilangannya, kehilangan tubuh dan hatinya, aku masih merasa dapat merampasnya begitu saja, toh hanya status hubungan saja yang menghilang, namun hati tetap menjamin keutuhan. Tapi na'as, semua begitu cepat berjalan, aku melupakan sesuatu yang begitu besar, aku lupa atau mungkin sengaja, untuk mengambil keputusan, tanpa mencoba merasa bahwa menunggu itu menyakitkan. Menunggu dengan jawaban diam. Walau tetap sabar, sama seperti Majapahit yang hancur oleh waktu, begitu pun penantian itu, meleleh oleh waktu. Bahkan aku sudah tak memiliki 1 detik untuk mencoba merasakan kembali rasa yang dulu. Penyesalan pun melayang entah kemana karena terasa seperti merasa lebih dari penyesalan itu sendiri.

diam juga keputusan dan sikap

Hanya kalimat sederhana ini, yang membuat ku mengakui semua kesalahan ini...
Hari ini, nanti, esok, tak akan lagi ada denganmu...
diam yang aku pikir "nanti dulu" bersama dengan waktu telah memberi jawaban.
dan suatu saat aku tak akan memilih diam lagi...

No comments:

Post a Comment