Sunday, November 6, 2011

Bahasa Bintang

Ketika beku dianggap penyelesaian terbaik, sebenarnya aku tau, hati tak tenang meninggalkanmu dan ditinggalkanmu.
Ketika cair yang tercecer kehilangan penghargaan, bukan tak menghargai hadirmu, tak mensyukurimu, tak ada alasan, mungkin perlu terbagi dan sendiri dulu.

Aku datang kemarin, membawa buncahan rasa bersalah, menghadap satu aliran sungai ranum, terjadi ikatan.
Aku pergi kemarin, meningglkan permintaan, yang tak pernah tersampaikan, kehilangan alasan.

Inikah kegagalan?
Ketika aku merasa menemukan rumah ketika berada denganmu, namun sejurus ketika aku selangkah maju, semua runtuh seketika, seakan seperti tak mengenalmu.

Inikah keberhasilan?
Ketika aku selangkah maju menjauh darimu, dan aku merasa melihat masa depan, namun ingin mengajakmu terasa sulit, tembok begitu besar, entah dari mana.

Inikah keyakinan?
Ketika aku merasa hancurnya semua ini, kita akan baik disuatu hari nanti.

Dan inikah ketulusan?
seakan semua berhenti bergerak, membeku, ketika namamu disebut, seketika ku ingat kesabaranmu, ketulusanmu, lembutmu...hanya ingat kebaikanmu. 

dan penantian bukan pilihan
dan mengakhiri bukan penyelesaian
hanya menunggu suatu hari itu...
saat aku dan kamu di depan sungai itu...
entah kapan...
tapi sudah terasa di hati itu akan terjadi...

No comments:

Post a Comment