Ini bermula dari keinginan ku untuk segera sampai ke rumah. Jadi setelah mengisi bbm di salah satu SPBU di jalan solo, aku menyusuri gang kecil tepat di sebelah SPBU tersebut. Tanpa rasa takut, sambil sedikit menikmati hentakan musik dari headset, aku menyusuri jalan malam yang sepi. Memasuki perumahan, lalu ada tanda, jalan yang biasa ku lewati di tutup karena sedang ada acara pernikahan dan di beri tanda untuk menggunakan jalur di sebelahnya. Aku membelok dengan santai, terus saja menyusuri jalan, dan akhirnya sampai pada bagian jalan yang kanan kirinya dipenuhi tebu. Karena malam semua terlihat seperti ilalang, dan aku seperti berada di pedalaman. Aku semakin menikmati suasana ini.
Sambil terus menyetir motor dengan kecepatan di bawah 40 km/jam, aku melihat ada tukang bakso dari kejauhan. Iseng aku berpikir untuk memesan bakso ala susana "Bang satee baaang" dengan nada dan wajah datar dan mata sedikit menyeramkan. Aku membayangkan itu terjadi dengan sempurna, lalu tertawa geli sendiri.
Motor ku semakin dekat dengan tukang bakso. Aku tidak lagi menggas motor, hanya mengarahkannya tepat ke sebalah tukang bakso yang berada di kanan jalan. Lalu aku membuka helm, dan mengibaskankepala yang tertutu kerudung (apa cobaaa). "Bang...baksonya baaaang" aku mengatakannya dengan suara yang ku buat semirip mungkin dengan susana dan mata yang ku buat menyeramkan.
Si abang bakso hanya berhenti dan tetap menunduk. Aku berkerut. "Baaang bakso baaang" aku mengulang, masih sama persis seperti di awal. Si abang bergeming dan aku begidik. "Jangan-jangan ini bakso setaan lagi" repet ku dalam hati. "Bang!!!" aku berteriak kesal dengan kembali memasang mimik wajah normal bin kesal. Abang bakso masih bergeming, aku mengekrut, datang rasa takut. Tapi masih penasaran, jadi ku teruskan dengan mencolek si abang bakso.
Dengan mata melotot, mulut menganga, si abang bakso mengangkat kepalanya begitu cepat. Dasarnya aku yang mudah kaget, sepontan aku berteriak karena ekspresi abang bakso yang menyeramkan. Usai berteriak dengan brutal aku buru-buru menyetater motor,menghindari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. "Maaf e Mbaaak, saya ngantuk bangeet, baksonya juga abiiis" aku yang baru saja ingin menggas motor dengan kencang langsung berhenti seketika dan memutar kepala ke arah si abang bakso dengan wajah tak terdeskripsi.
"Ra po po e maaas" kata ku sambil nyengir. "Lanjut jalan maas, ati-ati" Si Abang bakso meneruskan perjalanannya dengan langkah gontai karena ngantuk. "Hasssssh" aku hanya bisa geleng-geleng. Kalo di pikir-pikir, aku mau menakut-nakuti si abnag bakso juga tidak akan sukses, penampilan aku aja sudah tidak mendukung, berkerudung, bercelana jeans hitam, berkaos panjang hitam, bawa tas lagi. Entah apa yang ku pikirkan tadi, hingga mudah saja melancarkan ide iseng gak berpendidikan ini. Senyuman saat malam.
Yogyakarta, 12 Desember 2011, 23.30
No comments:
Post a Comment