Monday, December 26, 2011

Batas Pengantar

Diam setelah usai bercanda.
Dia: "Minggu depan aku pergi ke (menyebutkan sebuah kota)"
Aku: (Sebisa mungkin berusaha santai) "Oh iya,sampae kapan?"
Dia: "Gak tau, belum pasti"
Aku: (Berkerut) "Berarti bisa gak balik-balik lagi dong?"
Dia: "Ya enggak lah, kana aku masih ada urusan di sini."
Aku: "Oh..ya udah. Udah beli tiket?"
Dia: "Belum, rencananya besok, temenin ya..."
Aku : Nemenin kamu buat jauh dari aku? "Siip" (Senyum)


Satu minggu kemudian di sebuah stasiun.


Dia: "Jangan nakal yah, aku pergi dulu"
Aku: (Mengangguk)


Berjalan, berpegangan tangan, sampai ke pada tulisan




Aku: (Diam)
Dia: "Aku berangkat dulu ya, jaga diri, jangan nakal :) "
Aku: (Mengangguk) "Ati-ati, kabarin aku ya."
Dia: "Pasti."


Saat harus berbalik badan setelah mengantar di terminal, pelabuhan, bandara atau stasiun, seseorang pasti punya bertumpuk rasa. Mungkin ada yang senang karena beban dalam hidupnya telah pergi, atau ada yang seketika merasa sepi dan sedih, atau seperti aku, seperti ada yang hilang, seperti tidak lengkap.


Ini memang bukan perpisahan untuk selamanya, suatu hari, ketika semesta mengizinkan, maka pertemuan-pertemuan selanjutnya akan tetap terjadi. Hanya saja ini sedikit membuat sedih, ketika genggaman tangan harus terlepas hanya dengan tulisan "Batas Pengantar" dan saling mengucapkan kalimat "Hati-hati yaa".

No comments:

Post a Comment