Monday, December 5, 2011

Bukan Sisa

Sungguh-sungguh sangat merasakan biasa saja untuk sekarang ini dalam mengingatmu, sangat biasa, luar biasa biasanya. Hanya sekedar "oh kamu", bahkan ketika kamu sebentar datang dalam mimpi, sama sekali tidak aku ingin ingat lagi. Sama sekali.

Sebelumnya, ada ribuan kata, puluhan lebar buku ku dan pulahn page blog dan word doc hanya untuk menulis tentang apapun yang terasa tentangmu. Suatu hari lah, kemarin lah, hari ini lah. Apapun.

Jatuh cinta lalu dibiarkan begitu saja, mendekat lalu di jauhi dan bertahan dengan patah hati, memang fase yang baik untuk menulis. Sedikit saja melihat sesuatu yang kiranya menginspirasi, tangan bergerak cepat ingin menulis, otak berputar cepat menyusun kata menjadi kalimat, lalu paragraf bahan rentetan puisi-puisi miris.

Berbeda dengan fase jatuh cinta. Saat ada yang menarik untuk di tulis pun, yang terlintas di benak hanya kata "kamu, kamu dan kamu". Tulisan pun tak juga rampung-rampung, menulis satu bait, tersenyum, lalu ditinggal begitu saja. Tak memaksa menyelesaikan, karena otomatis menghadirkan keinginan untuk menghubunginya. Tapi yang baik adalah, pagi si jatuh cinta berbeda sekali dengan paginya di patah hati.

Yah, ini bukan lagi sisa-sisa patah hati ku. Dia sudah terbentuk lagi, lebih baru, lebih indah. Yang kemarin sudah ku lelehkan dan ku bentuk yang baru, tidak patah lagi. Entahlah nanti, besok atau suatu hari nanti, mungkin akan hancur, lalu butuh waktu lama sekali untuk kemabli membentuknya. dan yang terpenting, apapun itu, mereka punya sisi-sisi hitam dan putih.

No comments:

Post a Comment