Wednesday, December 7, 2011

Bukan Dia, Tapi Aku

Mengalah untuk sesuatu yang jelas kamu pemenangnya termasuk hal yang paling berat dalam hidup. Seperti (lagi-lagi tentang Cinta). Sudah jelas kamu mencintai dia lebih dan lebih dan lebih dari pada orang lain yang baru saja datang ke kehidupannya. Kamu setia menunggunya hingga dia mau kenal lebih dekat denganmu, kamu sabar menghadapi sikap kasarnya, kamu belajar untuk menjadi yang terbaik untuknya, kamu berjuang untuk tidak mengecewakannya, kamu menguasahakan apapun yang dia inginkan, meskipun itu akan menyakiti dirimu sendiri, mengorbankan sebagian waktumu, dan apapun yang kamu punya, bahkan mengorbankan hatimu hanya untuk kebahagiaannya.

Pengorbananmu, perjuanganmu, penantianmu, kesabaranmu, kesetiaanmu, sungguh luar biasa, Menimbulkan marah pada sahabatmu yang berangapan kamu sudah terbodohi oleh cintamu sendiri, menimbulkan decak kagum dan iri pada sebagaian hati, segala yang kamu lakukan menimbulkan banyak komentar. Tapi kamu tetap percaya bahwa yang kamu lalukan benar dan kamu terus melakukannya.

Tapi apa? Ketika kamu masih dengan ksabaranmu, kesetiaanmu, masih dengan luka perjuangan dan pengorbananmu. Berharap untuk satu senyuman dari seluruh luka yang telah kamu dapatkan, dari seluruh penantianmu, dan kamu hanya berharap satu anggukan, satu senyuman, satu genggaman yang akan berjung pada "selamanya". Dia, bagian terpenting dari hidupmu, menemukan orang lain dalam waktu yang begitu cepat, dalam perjalanan hidupnya. Dia menemukan orang lain yang  dengan sekejap mengambil hatinya. Mengisi pikirannya, menghadiri lamunannya, singgah di mimpinya. Dia menemukan orang lain, dia mencintai orang lain.

Dan pertemuan dia tak menyisakan sedikitpun tempat untuk mengingat perjuanganmu, pengorbananmu, kesabaran dan kesetianmu. Tak sedikitpun. Bahkan untuk sebuah jawaban dan penjelasan. Bahkan untuk menoleh menguatkanmu. Tak sedikitpun. Tak setitik pun. 

Patah hati saja sudah cukup untuk membuat setiap pagi menjadi buruk. Lalu bagaiaman dengan ini semua? Pengorbanan, perjuangan, kesetiaan, kesabaran yang seakan tak berarti barang sedikitpun. Sedikitpun. Benar-benar tiada arti. Orang lain itu tidak melakukan apapun, sedang kamu berjuang dengan segala yang kamu miliki. Orang lain itu tidak melakukan apapun. Tidak. Tapi dia lebih memilih orang lain yang hanya menjadi dirinya sendiri, apa adanya, atau mungkin menjadi palsu. Entahlah, tetap saja dia lebih memilih orang yang tidak melakukan perjuangan seberatmu, pengorbanan sebanyak kamu, kesetiaan dan kesabaran selama kamu. 

Dan kamu tau, Tuhan tidak menyia-nyiakan air mata dan keringat hamba-NYA. Beratnya tanggungan sakit dan patah hati yang kamu rasakan sekarang, beratnya rasa tersia-sia kan yang kamu miliki sekarang, akan tersampaikan pada hati yang lembut nan indah di suatu tempat, di sana. Yang akan memberikanmu mata air untuk membasih seluruh lukamu. Hingga menajdi tak tersisa. Perjuanganmu meski bukan untuknya, akan mengesankannya, pengorbananmu sebelum bertemu dia akan menjatuhkan hatinya padamu. Dan kesetiaan dan kesabaranmu akan mengesankannya.

Karena tidak ada perjuangan untuk kebaikan yang sia-sia di dunia ini. Selamat berjuang, selamat sakit hati dan selamat bahagia.

No comments:

Post a Comment