Saturday, December 10, 2011

Status Facebook

"Facebook itu bisa mendekatkan dan menghancurkan. Kasihan saja melihat orang yang harusnya sudah dewasa dalam umur, tapi dangkal dalam status dan komentar. Karena ketika tulisan itu telah dilihat banyak orang, walaupun ia menghapusnya berulang kali, tapi tetap masih tertinggal difikiran pembacanya. Inilah kekuatan tulisan." Ini lah status facebook dari teman ku bernama kak Afrida Catur, seorang penulis puisi dan sudah menerbitkan kumpulan buku pusinya secara independen. Dan tulisan ini bukan tentang penulis berbakat ini, tapi lebih kepada statusnya dan gangguan hatiku.


Ketika membukan page home facebook pertama kali ketika aku online siang ini, status ini lah yang paling menarik perhatianku. Aku langsung mengklik tanda jempol dan memberi comment "like this se-like this like thisnya" (hanya orang Indonesia yang mengerti bahasa ini). Aku benar-benar setuju dengan status Kak Fida ini.

Dari awal aku tidak pernah ambil pusing dengan staus-status temen di facebook, comment-comment nya, atau apapun yang orang lain lakukan di facebooknya. Kecuali untuk orang-orang terdekat, kalau ada kesalahan yang dia lakukan dalam penggunaa facebook, tidak sungkan aku langsung memberi masukan bahkan menegur. Tapi untuk temen-temen lainnya, aku lebih memilih untuk cukup ber "oh" "eh" "senyum" atau sekedar membaca, melihat atau tidak melakukan apapun terhadap itu. Karena sudah jelas itu hak si pemilik akun.

Tapi ketika aku membaca beberapa status yang jelas ada tentang aku, tapi pada kenyataan dan pembicaraan langsung seperti tidak ada masalah. Aku hanya merasa sedikit terganggu dan kasihan. Memangnya tidak lelah apa berpura-pura baik-baik saja, tidak ada masalah, menyimpan unek-unek, menyimpan kemarahan, dan hanya bisa mengekspresikannya lewat status, sementara sudah jelas bisa di bicarakan langsung. Biacara hanya soal memulai. 

Sering kali kita punya masalah dalam diam, karena tidak punya keberanian untuk menghadapi apa yang akan terjadi setelah dibicarakan nanti, atau memang pengecut untuk membicarakannya dan hanya berani mengeekspresikan lewat status, berharap ada comment atau perhatian dari orang lain, lalu mengambangkan masalah lewat telinga-telinga yang seharusnya gak perlu tau dan malah melebarkan masalah. Bodoh bukan? Aku menulis ini berdasarkan pengalaman pribadi ku sendiri. Hanya dengan status di facebook tidak akan menyelesaikan masalah. Biacara adalah salah satu jalan terbaik untuk membuatnya tidak lagi jadi masalah.

Melalui tulisan orang lain bisa menilai bagaimana kita. Karena seperti status kak Fida, tulisan bisa meninggalkan jejak dalam pikiran si pembaca bahkan tersimpan rapi dalam memorinya, untuk waktu yang lama. Untuk status ataupun comment, kita bermain lewat huruf, terangkai jadi kata, lalu tersusun jadi kalimat dan sebuah tulisan. Terkirim sebagai pengisi home page orang lain, dan ketika tulisan itu masuk ke dalam pikiran orang lain, maka timbulah penilaian-penilaian itu. Bisa saja memilih untuk tidak peduli dengan penilaian orang lain. Tapi coba pikirkan nasib hatimu, pikiranmu dan jalan cerita hidupmu. 

No comments:

Post a Comment