Saat-saat seperti ini, saat di tanya apakah aku baik-baik saja. Aku sedikit bingung untuk menjawabnya. APa spesifikasi yang mereka tanyakan?Fisik ku atau batin ku? Fisik ku hanya sesekali merasa sakit, entah darimana sumbernya, aku abaikan. Sugesti ku aku sehat. Batin ku? AKu bahagia, aku tertawa, aku menangis, aku..yah aku merasakan itu semua di antara dua rasa Jatuh Hati dan Patah Hati, keduanya datang berasamaan. Lalu baik kah batin ku?
Saat aku menjawab baik-baik saja, sedikit sisi hatiku protes. "Hey kau sedang patah" demikian katanya. Namun saat ku bilang buruk, hati ku berbisik lembut "lihat akibat ptaha hatimu sayang" demikian katanya. Yah, patah hati ini membuat aku menulis lebih banyak, meski tak semua mempesona yang membaca tapi setidaknya ada hasil untuk tiap harinya.
Apakah membosankan tentang itu dan itu lagi? Tidak! Tidak itu dan itu lagi. Aku memadukannya, aku memadukan rasa syukur dan patah hati, marah dan patah hati, ikhlas dan patah hati, dan jatuh hati pada diriku sendiri yang lebih membahagiakan.
Baru tadi aku marah lagi. Sudah patah hati, rindu tertahan lagi. Betapa menyakitkan keduanya. Tapi sekarang aku sudah mmebaik lagi. Yah, aku membaik lagi setelah selesai menulis beberapa bait tentang marah ku. Meluap kah dia? Tidak, hanay terungkap kan dengan cara lain. Dan aku, begitu mensyukuri ini, meskipun patah hati. ^^
No comments:
Post a Comment