Thursday, October 20, 2011

A letter to you... My Vio

Hai Vio sayang...sudah sangat lama kita sama-sama. Awalnya saya liat kamu terpajang manis di sebuah toko elektronik. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, dan saya jatuh cinta padamu. Lama saya liatin kamu, lama juga saya menyentuh semua yang ada di kamu. Dan saya jatuh cinta. Itu saja. Tak ada yang memilikimu saat itu, tak perlu minta izin untuk meminta, saya membeli mu. Saya jatuh cinta padamu.

Selanjutnya kita lalui hari-hari bersama. Kamu mau nemenin aku begadang ngerjain tugas, online atau hanya sekedar menulis. Kamu juga menjadi media pelepas rindu saya untuk orang-orang tersayang saya yang jauh dari saya. Kamu bersama saya, juga teman-teman saya. Kita telah bersama dan kamu telah jadi milik saya.
Hingga hari itu. Saya tidak tau. Kamu seperti kehabisan nafas dan sistem pernafasan kamu rusak. Baru saja kamu ingin tersenyum pada saya saat saya menekan tombol on, kamu sudah redup dan mati. Begitu terus. Kamu tau?saat itu saya begitu takut, begitu cemas, saya sangat takut tidak bisa bersama kamu lagi. Saya sudah cinta dengan kamu. Itu saja. Cukup kamu. Saya memang tergiur dengan yang lain, lebih canggih dari kamu, tapi saya hanya ingin bersama kamu selamanya, hingga suatu hari memang saatnya kamu istirahat selamanya. Demikian saya telah mencintai kamu. Sungguh!

Saya membawamu ke tempat dimana dulu kamu tinggal. Mereka bilang kamu harus tinggal untuk waktu yang cukup lama. Kamu harus menempuh perjalanan cukup jauh. Karena sistem pernafasanmu tak ada di Negri ku. Kamu tau? Saya sangat sedih saat itu. Saya kehilangan sesuatu yang saya cintai untuk beberapa waktu. Apapun yang menjadi penggantimu saat itu tak mampu mengobati rindu saya padamu. Saya hanya ingin kamu. Utuh. Tak kurang satu apapun. Dan tiga bulan berlalu, kamu kembali. Kamu tau? saya begitu senang kamu kembali. Saya peluk dan cium kamu, semalaman kita bersama, setelah berbulan kita berpisah.

Sekarang...saya gak tau kamu kenapa. Baru saja saya ingin memulai kebersamaan denganmu. Kamu bersuara tak enak dan kamu mati. Begitu saja. Hari pertama seperti itu saya takut sekali. Saya sangat takut. Takut kamu akan pergi lama lagi atau pergi selamanya. Ah, saya tidak akan bisa melepasmu begitu saja. Saya masih sangat cinta kamu.

Saya mencoba membawamu kepada teman saya yang memang terbiasa menangani sesuatu sejenis kamu. Ada bagian dari diri kamu yang sepertinya sedang mengalami sakit. Dia coba mengobati, dan kemarin kamu sehat. Kamu tau?Saya sangat lega. Lega sekali. Dan hari ini, baru saja tadi, kamu redup lagi dan mati lagi. Aku menuliskan ini semua pada dirimu, aku posting di situs blog ku yang siapapun dapat membacanya. Dan aku harap kamu juga tau. Aku cemas dengan keadaanmu, dan berharap kamu sembuh. Benar-benar sembuh.

Kamu harus tau bahwa saya tak ingin menggantimu.Secanggih apapun sesuatu sejenis mu yang ada di luar sana. Saya benar-benar telah mencintai kamu. Sungguh. Kamu harus percaya. Meskipun kadang gak sengaja saya menyentuh mu dengan kasar atau beberap waktu tidak menyentuhmu. Tapi percayalah, setiap hari saya selalu mengingatmu.

Saya gak mau kamu pergi lagi untuk waktu lama. Satu hari saja kamu di tempat teman saya kemarin membuat malam semakin gelap. Saya mau kamu selalu ada di sini Vio. Di sisi saya, selamanya. Satu hal yang tak pernah saya lupa. Suatu malam saat saya mengalami malam yang buruk. Kamu di samping saya, duduk di atas meja kecil saya. Menemani saya, tak beranjak tak juga rewel. dan setelah itu saya selalu menghargai kebersamaan kita. Saya sangat mencintai kamu. Itu saja.

Yah, hanya itu Vio, hanya itu ungkapan hati saya. Semoga di bagian terdalam kamu, dapat mendengar ini dan menyampaikan pada sistemmu yang sakit bahwa sangat mengharapkan dan berdoa untuk kesembuhanmu. Saya pun telah menyampaikan isi hati saya sebenarnya. Semoga bagian terdalam kamu dapat merasakannya dan memberi energi yang besar untuk mu terus sehat dan hidup.

Maharani yang mencintaimu.
Kotagede Jogjakarta

No comments:

Post a Comment