Tanggal 1-5 Oktober 2011 lalu, baru aja berlangsung expo dengan judul Yogyakomtek 2011, thema: Go Green IT yang bertempat di Jogja Expo Center. Saya samapi datang dua kali, pertama karena memang ingin melihat dan kedua hanya untuk menemani teman.
Ada banyak ragam jenis IT yang di pamerkan plus bonus-bonus yang membuat pelanggan tertarik. Saya yang hanya mengerti dasar IT hanya tau apa yang lagi in, apa sedang banyak diminati, merasa senang-senang saja dengan ekspo tersebut. Hampir semua stand saya datangi, namun hanya beberapa saja yang saya coba-coba elektroniknya. Tapi ini bukan untuk membahas IT yang di pamerkan. Tapi tentang thema yang ada....
Go Green IT...Wow,,bagi saya yang background pendidikannya saat ini adalah lingkungan, sangat tertarik dengan Thema ini, Akan ada apa yah di dalam? Bagiaman ya sistematis acaranya? Atau teknologi ramah lingkungan seperti apa ya yang di pamerkan di dalam?
Pertama masuk tanggal 3 Oktober malam, sangat ramai, sesak dan panas. Saya tidak terlalu fokus melihat isi pameran, hanya memutari stand, dan akhirnya pulang. Saat kedua kalinya ke sana, saya menyadari bahwa dari acara ini akan ada ratusan kilo sampah. Ah sayang, saya tidak mencoba menghitungnya dari gram tiket, brosur, dan botol minuman mineral yang terbuang dari acara tersebut di kali dengan jumlah orang yang masuk. Jadi saya tidak tau persis berapa banyak sampah yang di hasilkan.
Saat itu saya pergi pukul 10 pagi, padahal masih pagi, tong sampah di depan JEC sudah penuh dengan sampah, yaitu sampah brosur. Lalu saya masuk ke dalam, kunjungan kedua ini, JEC cukup sepi, saya puas mengunjungi stand yang saya suka, bertanya tentang produk, kelebihannya, kekurangannya, harganya, pasarannya, bahkan puas memainkannya. Saat sudah keluar dari JEC saya menyadari, dari semua penjelasan penjaga stand, gak ada satu pun yang menjelaskan tentang produk tersebut ramah terhadap lingkungan, hemat energi atau di produksi dengan limbah yang minim sekali atau di daur ulang atau apa lah. TIDAK ADA!!! hanya tentang ini adalah produk keluaran (menyebutkan merk) terbaru, kelebihannya bla bla bla. Lalu di brosurnya pun tidak ada yang menyangkut sedikit saja dengan Thema. Lah jadi ini apa?
Tiket yang terdiri dari dua kertas berukuran keil yang sebagian di ambil panitia dan separuhnya di simpan pengunjung untuk masuk yang kedua kalinya di hari yang sama sudah di pastikan memenuhi bak-bak sampah. Yah syukur-syukur tiket itu di daur ulang. Semoga. Tapi untuk meminimalisir kertas, kenapa gak pake cap tangan saja? Menurut saya lebih hemat kertas. Lalu untuk satu botol air mineral yang diberikan untuk 1 tiket, yah semoga saja yang terkumpul di JEC tidak menjadi sampah yang sia-sia, tapi di daur ulang.
Eitzz,,jangan pikir daur ulang adalah penyeelsaian terbaik. Kan masalahnya tetap ada, yaitu sampah, Yang terbaik adalah mencegah, yaitu dengna minimalisir pencemarannya.
by Wulan |
Lalu tentang brosur, yang mulai dari ukur seperti koran, berlembar-lembar, ukur seperempat hvs, mulai dari yang kulitas kertasnya baik sampai yang murahan, lengkap di sana. Di bagikan kepada siapa saja, lalu kemana brosur-brisur itu setelah di lihat dan di baca (syukur-syukur di baca)? Sebagian besar saya yakini adalah tong sampah. Wong tong sampah di depan JEC aja saat itu penuh dengan sampah brosur. Ada yang tong sampah di rumah, di jalanan atau terbuang begitu saja di jalan, bukan pada tempatnya.
by wulan |
Ini kah go green?
Kenapa tidak di tonjolkan IT yang ramah lingkungan untuk pameran tersebut, tidak ada layar besar yang menggambarkan tentang produk ramah lingkungan dan sikap yang ramah pada energi, agar pengunjung bertambah pengetahuan tentang lingkungannya dari acara tersebut. Mngapa tidak di hemat dan di batasi jumlah brosur yang di kluarkan oleh masing-masing stand? Dari acara kemarin saja, beberapa kali saya menolak brosur yang di berikan (tega gak tega si, daripada jadi sampah?) tapi teman saya yang tidak tegaan, menerima begitu saja, menggulung-gulungnya lalu di buangnya ke tong sampah. Tipikal teman saya ini tidak hanya satu di pameran itu. Lalu berapa banyak brosur yang sia-sia itu?
Saat isyu lingkungan menjadi marak di dunia, banyak event yang mengusung thema ini menjadi bagian acaranya, untuk menarik peserta, suatu kalangan atau siapa saja yang menjadi sasaran mereka. Tidak sekali ini saya menyaksikan acara yang mengusung thema go green tapi inti acaranya bukan go green. Seperti penanaman, oke penghijauan, lalu setelah di tanam apa program selanjutnya? Zong!!! Namanya nyiksa makhluk hidup yaitu tanaman yang di tanam (di baik-baikin) di awal, di cuekin kemudian hari. KEJAM!!!
Waktu belajar bahassa Indonesia dulu, selalu di peringatkan!!! Kalau menulis atau membuat acara, thema adalah bagian paling penting, karena dengan thema kita akan tau bagaimana sistematis acara ini dan apa isi acara ini. Hmmmf, aku rasa para pembuat acara berserta jajarannya harus kembali belajar Bahasa Indonesia, agar tau thema itu apa...atau mungkin ketika thema bersanding dengan keuntungan menjadi sesuatu yang menjual? Entahlah.
Let's keep smart.
No comments:
Post a Comment