Akibat dari tidak ada kerjaan ditempat magang, jadi membebaskan pikiran untuk mengkahayal, dan jadilah karya ini dalam dua jam. enjoy....
Hari pertama menjadi mahasiswi magang satu-satunya dari universitas tempat Virsya kuliah dan sebagai satu-satunya mahasiswa magang yang ada di salah satu bagian dari salah satu kantor pusat BUMN yang termasuk deretan perusahaan besar, tidak membuat Virsya merasa tidak nyaman, justru sebaliknya. Pembimbing lapangnya sangat ramah, meskipun pendiam dan bersedia memperkenalkan Visrsay kepada semua karyawan yang ada di tempat Virsya akan magang dua bulan ke depan.
Virsya merupakan mahasiswi Diploma yang wajib melakukan Praktek Kerja Lapang sebagai syarat kelulusan, yang nantinya akan di tuangkan ke dalam sebuah laporan akhir, lalu diseminarkan dan disidang. Setelah melewati rangkai prose di semester akhir ini dengan baik, maka Virsya dapat dinyatakan lulu dengan gelar Ahli Madia. Meskipun hanya mahasiswa D3, Virsya tidak pernah minder atau merasa rendah di antara teman-temannya yang kebanyakan S1 dan di tempat dia magang. Karena menurutnya, kemampuan berpikir juga harus diimbangin dengan skill, dan kami mahasiswa D3 menguasai keduanya secara seimbang. Jadi bagi perusahaan yang akan menggunakan jasa kami tak perlu meraguakan kemampuan kami dalam penerapannya.
Hari kedua magang Virsya datang dengan seragam orang kantoran, yang rapi, menggunakan blazer dan rambutnya di cepol cantik dengan pita sebagai hiasan serta make up tipis yang membuatnya tampak lebih manis. Virsya memang menginginkan perkerjaan seperti di tempat dia magang. Alasannya, karena fasilitasny yang menyenangkan serta unit yang Virsya pilih merupakan unit yang sering melakukan perjalanan ke luar kota. “with good facility and often to go thers city”, demikian jawaban Virsya saat di Tanya seorang guru les baha Inggrisnya saat di minta mendeskripsikan tempat kerja yang diinginkan.
Virsya dikenalkan kepada senior manajer unit di tempat dia magang. Virsya menjelaskan dengan lancer dan sangat lengkap dengan suara cemprengnya mengenai judul yang dia ambil, apa yang dia inignkan dan apa yang bisa dia berikan kepada perusahaan ini. senior manajer tidak langsung terkesan dengan apa yang Virsya sampaikan, meskipun Virsya mgnutip beberapa pendapat orang-orang hebat dalam penjelasannya. Menurut senior manajer yang sudah cukup tua tersebut, harus ad aide kreatif dari Virsya untuk membuktikan apa yang dia kuasai tentang judul yang dia ambil. Corporate Social responsibility is about how companies manage the business process ti produce an averall positive impact on society (Johnson and Johnson, 2006)
Virsya manyun di depan meja kerjanya yang baru lengkap dengan fasilits laptop dan sajian segelas air putih. Sebagai mahasiswa magang Virsya juga menikmati beberapa fasilitas. “sudah jelas-jelas pelestarian itu untuk mempertahankan suatu sumber daya alam agar tetap ada, malah di suruh cari lagi konsep yang lain. Sudah jelas pendanaan bagi pelestarian lingkungan itu harus bersifat terus menerus, kalau enggak gimana pelestarian mau berjalan terus, malah disuruh cari cara lain” gumamnya dalam hati.karena di beri waktu tiga hari untuk menyempurnakan program kerja yang belum selesai dilakukan, Virya menghabiskan hari kedua dengan memanfaatkan fasilitas internet yang ada. Dengan mendownload 100 lagu sekaligus. Tepat pukul 6, Virsa keluar ruangan. Karena pintu ruangan hanya bisa dibuka oleh karyawana tetap, jadi saat Virsya pamit pulang, pembimbing lapangnya menghantarkan Virsya hingga ke luar ruangan.
“Terima kasih ya Pak. Maaf merepotkan” Virsya tersenyum malu-malu. Ada rasa yang aneh di dalam hatinya.
“Sama-sama Virsya. Hati-hati di jalan. Dan selamat mendengarkan lagu-lagu barunya yah” Pak Pri langsung berlalu meninggalkan wajah bengong Virsya sambil tersenyum jahil.
“Ketauan lagi..” gerutu Virsya pelan.
Keesokan harinya Virsya tampil lebih modis dengan dress ungu berkerah dan menggunakan outerwear abu-abu. Tubuhnya yang terbilang tinggi menjadi lebih enak dilihat dengan paduan sepatu hak tinggi hijau lumut dan tas model vintage berwarna hitam. Hari ini Virsya bertekad akan benar-benar kerja. Dia sudah cukup malu dengan sindiran kecil Pak Pri sebagai pembimbing lapangnya.
Setelah membaca berbagai referensi dari internet dan buku serta menghubungkannya dengan materi ilmu dan penerapan yang sudah didapatkannya di bangku kuliah. Virsya berhasil membuat program kerja baru untuk memperbaharuai program yang telah berjalan agar lebih maksimal. Virsya berulang kali membaca hasil tulisannya dan mempraktekan presentasi yang akan dia lakukan. “tugas gini aja di kasih waktu lama banget, cemeeen” gumamnya saat merasa semua sudah dikuasainya dengan maksimal, termasuk tambahan-tambahan program kreatif lainnya.
Virsya melirik kanan kiri depan belakang, melihat karyawan lain yang masih sibuk dengan kerjaan masng-masing. Menja Pak Pri yang tepat berada di sebelah kiri belakang Virsya, melihat Pak Pri yang sibuk bekerja dengan muka dinignnya dan keningnya berkerut, Virsya terssenyum kecil. “Lucu juga” gumamnya. Virsya merapikan mejanya dan kembali melirik ke Pak Pri. “Muda-muda serius kerja banget sih” komentar keduanya saat melihat Pak Pri masih sibuk bekerja.
Rekan kerja Pak Pri yang duduk tepat dibelakang meja Virsya memperhatikan Virsya yang sedang mmeperhatikan Pak Pri.
“Bro, tadi mahasiswa magang itu ngeliatin lo terus. Naksir kayaknya. Sikat aja, lo kan masih muda. Dia juga udah tingkat akhir, cantik, pinter lagi”
Pak Pri yang pada dasarnya pendiam, hanya tersenyum kecil menanggapi celotehan rekan kerjanya. Pak Pri memang masih single dan masih terbilang muda. Wajahnya yang putih bersih bersanding dengan tubuhnya yang tinggi seerta penampilannya yang selalu rapih menyimpulkan suatu pendapat pasti: ganteng. Itu kesan pertama Virsya saat bertemu Pak Pri. Walaupun Virsya tau Pak Pri masih muda muda, Virsya tetap professional memanggilnya dengan sebutan “bapak” selam di kantor.
Enam minggu berlalu. Apa yang dikerjakan Virsya memuaskan senior manager unit tempat Virsya magag. Ide-ide kreatifnya membantu unutk program kerja selanjutnya. Hobby membacanya dan pergaulannya yang luas membuat Virsya mendapat pengetahuan-pengetahuan baru yang dapat diaplikasinya untuk berbagai ide kreatif. Virysa di tawarkan untuk melanjutkan kerja magangnya selama enam bulan ke depan lagi setelah dia dinyatakan lulus, jika terus memberikan kontribusi yang baik maka Virsya akan diangkat jadi karyawan tetap. Virsya sangat bahagia mendengar keputusan dari senio mahager. Selain mimpinya yang dapat menjadi kenyataan, setiap hari dia bisa melihat wajah Pak Pri yang sibuk bekerja Dua minggu selanjutnya hanya diisi Virsya dengan menulis laporan akhir dan melengkapi data-data yang dia butuhkan.
“Gila broo, setiap hari dia ngeliatin elo…apa lagi kalo bukan suka. Tinggal seminggu lagi dia di sini. Gerak dong lo, ntar nyesel lagi lo” Pak Fardi kembali menyemangati Pak Pri.
“Iya sih, dua minggu ini gue sadar dia ngeliatin gue. Gue sengaja naro cermin di meja gue.” Pak Pri menanggapi dengan wajah kaku.
“Baru ngomongin aja lo udah grogi bro. pantes lo jomblo bertahun-tahun. Udah besok lo ajak dia makan siang bareng”
Pak Pri hanya tersenyum kecut.
Pak Pri masih belum berani untuk mengajak Virsya makan siang, hingga dua hari terakhir Virsya menyelesaikan Praktek Kerja Lapangnya. Saat Virsya sedang sibuk merapikan mejanya. Sudah jam makan siang.
“Mau makan siang Vir”
“Iya Pak”
“Mau bareng saya?”
“Bo..leh Pak.”
“Bapak…makasih yah sudah membantu saya selama praktek kerja lapang ini” Virsya membuka obrolan.
Pak Pri hanya tersenyum.
“Bapak sudah tau gak? Kalau saya di tawarkan untuk kembali kerja magang setelah saya lulus nanti. Kalau kerja saya bagus, nanti saya bisa jadi pegawai tetap Pak. Jadi ini bukan perpisahan kita Pak. Hehehhehehhe” Virsya melanjutkan celotehannya dengan santai sambil mengunyah gado-gado pesanannya.
Tanpa sadar kalimat Virsya barusan membuat Pak Pri bertambah grogi dan wajahnya terlihat tegang. Kita? Seakan-akan jika memang berpisaha, Virsya akan sangat sedih. Dalama hati Pak Pri tersenyum. Virsya yang merasa tidak nyaman dengan keheningan dan sulit memaklumi sikap pendiam Pak Pri saat makan siang ini dengan suasan yang santai, menoleh menatap wajah Pak Pri.
“Bapak sakit?” Tanya Virsya seketika saat melihat wajah tegang Pak Pri.
“Haa….Ah…enggak kok”
“wajahnya pucat gitu. Saya pesanin teh manis anget yah? Mau pak?”
“gak,gak usah Viir.
Makan siang itu berakhir dengan wajah penuh tanda tanya Virsya dan wajah tegang Pak Pri. Pak Pri kembali bekerja dengan tidak konsertasi dan Virsya yang merasa wajah tegang Pak Pri tanpak lebih lucu terus-terusan mtersenyum mengingat kejadi makan siang tadi. Pak Fardi yang memperhatikan senyuman Virsya usai makan siang mengartikan lain. Virsya sedang berbunga-bunga.
“senyum-senyum terus ni Vir. Ada apaanni tadi siang?”
“abis makan siang sama Pak Pri Pak”
Jawaban Virsya yang apa adany kembali menegangkan wajah Pak Pri yang sudah berusaha rileks.
Saat makan siang di hari terakhir, Virsya memanfaatkannya untuk mengucapkan terima kasih kepada semua karyawan yang sedang berkumpul di kantin. Hari ini dia berencana pulang cepat karena ingin mengepak barang bawaannya kembali ke Bogor tempat tinggalnya. Selama di tanggerang, Virsya tinggal di kostan.
Saat Virsya menyalami Pak Pri dan memberi ucapan terima kasih, untuk kesekian kalinya, Pak Fardi berdehem yang membuat karyawan lain menangkap ada sesuatu diantara mereka berdua.
“oh, jadi Virsya nih yang bisa meluluhkan hati Pak Pri?”ceplos salah satu karyawan wanita Wajah Virsya memereah seketika, Pak Pri seperti biasa kembali menegang layaknya orang sakit.
“Padahal kan katanya Pak Pri mau melamar Gita ni” timpal Bu Eli secara sembarang membuat Bu Gita langsung mencubit geram Bu Eli. Karena sesungguhnya Bu GIta pun merasa cemburu dengan yang terjadi di hadapannya.
“Wah nanti kalau saya melamar Gita, Virsya bisa-bisa kecewa” balas Pak Pri mencoba rileks dan mencairkan hatinya dengan candaan yang malah terdengar memaksa. Sebagian membelalak, kecuali Bu Gita, yang terpaksa pura-pura senang, padahal dalam hati merasa sangat cemburu.
“Ah Bapak bisa aja. Gak lah Pak, lagian saya juga mau ngundang Bapak Ibu semua disini untuk hadir keacar tunangan saya sabtu besok. pada datang yahhh”
GLEK!!!
No comments:
Post a Comment