Monday, February 28, 2011

Kantong Plastik

Minggu kemarin aku belanja beberapa roti dan cake di salah satu toko roti di mall. Kemasan yang dibuat setelah dari kasir sangat menarik, satu roti di kemas dengan 1 bungkus plastik,  sedangkan yang cake dimasukan ke kotak. Lalu setelah semua roti dan cake dikemas, dasatukan dalam satu kantong plastik. Rapih. Tapi dibalik rapi itu, ada usaha kerasa lingkungan yang secara alami akan menguraikan itu semua. Belum lagi nilai estetika yang berkurang kalau plastik-plastik dan kotak-kotak itu mendarat begitu saja di lingkungan, bukan ditempatnya. Ditambah lagi bau yang ditimbulkan jika sudah bercampur dengan sampah-sampah lain. Perjalanan yang panjang. BUkan hanya dari proses produksi yang memanfaatkan hasil alam tapi juga proses setelah tidak lagi berguna. Wow.

Aku mendiskusikannya dengan seorang sahabat, sambil menikmati roti di sore hari. "Kalo di luar negri plastik-plastik ini dijual loh, jadi kalo bawa tas sendiri gal perlu bayar plastik lagi" katanya sambil memegang kotak cake yang sangat tebal dan hmm, terlihat bagus.
"Kalo gitu kenapa gak dijual aja semua plastik yah? Kan selama ini harga plastik yang disediain penjual itu kita yang tanggung, harga plastik dimasukan ke harga jual  barang-barang yang kita beli. Coba dipisahkan dan konsumen dikasih pilihan untuk memilih menggunakan plastik atau gak. Jadi biaya yang harus dia bayar termasuk biaya produksi, keuntungan bagi produsen serta biaya penguraian. Nah, dengan gitu kan pembeli juga mikir, soalny ini masalah uang, kalo uang orang pasti peduli. Jadi pada mikir deh tu mau seenaknya gunain plastik"

Nah lo!? Pembicaraan sore yang mungkin sudah menjadi pemikiran orang hebat terdahulu atau sedang menjadi program pemerintah, salah satu pusat perbelanjaan atau penjual-penjual yang lain (Amin), suah berlangsung. Dan aku jadu mikir sendiri, "memangnya susah yah memberlakukan hal tersebut?". Oh...aku tau, hal tersebut akan merugikan produsen plastik. Ah, tidak juga, ada ribuan plastik juga yang akan tetap digunakan, memangnya makanan yang dikemas dengan plastik diproduksi oleh produsen kain? Plastik juga kan? Aku rasa perusahaan itu tidak akan gulung tikar. Bahkan mungkin bisa menjadi kreatif dengan memanfaatkan sampah sebagai wadah plastik untuk pembeli.

Menarik. Kreatif. Namun masih sebagai wacana. Sampai kapan yah?

4 comments:

  1. Aku benar2 kagum dan menyukai kepedulianmu,tmn..^_^

    ReplyDelete
  2. Aku benar2 kagum untuk setiap ceritamu tentang alam ini,lan...^_^

    ReplyDelete
  3. Aku benar2 kagum untuk setiap ceritamu tentang alam ini lan...^_^

    ReplyDelete
  4. mudahan aku ttp bisa jaga sikap n konistensi..Amin..masih usaha juga kok ni Jib...

    ReplyDelete