Baru keluar dari toilet langsung kepikiran untuk nulis tentang tisu
Toilet kantor tempat aku magang terbilang mewah dan bersih dengan fasilitas lengkap. Salah satu fasilitas yang ada adalah tisu, yaitu tisu toilet dan tisu lap tangan. Namun aku sedikit terpesona dengan tingkah ibu-ibu yang tadi juga bersama aku di toilet. Bukan karena kecantikannya, tapi cara dia memanfaatkan tisu Hanya untuk mengeringkan tangan saja, ibu-ibu itu ngambil tisyu ukuran kurang lebih 20x20cm dua kali. Belum lagi untuk mengeringkan muka, dan kakinya juga, dan kalau di total bisa 10 kali. Dan sebelum buang air kecil, juga mengambil tisu tiga kali untuk melapisi tempat duduk toilet. Ckckckckckck. Aku yang sengaja hemat tisu dari sejak ngekost dan belajar tentang proses pembatanya, selain untuk menghemat uang juga untuk melatih tindakan ramah lingkungan, meskipun tidak maksimal, tapi aku hanya menggunakan bila perlu. Bahkan kalau bisa di pakai lagi, aku taro tisu itu di tempat lain dulu. Yang pasti dugunakan untuk membersihkan sesuatu, kalau untuk kulit dan muka yah hanya sekali pakai.
Sadar atau enggak kadang kita terlalu berlibihan dalam menggunakan tisu. Saat flu adalah saat pemborosan tisu. Atau dalam perjalanan, tisu memang alat pembersih paling cepat. Tanpa sadar perbuatan itu tidak ramah terhadap lingkungan. Tiyu sama seperti kertas, berasal dari tumbuhan. Belum lagi sampahnya yang mencemari lingkungan dan merusak estetika. Walaupun tisu berasal dari bahan organik, tidak berarti bisa seenaknya saja dibuang ke alam, karena tetap membutuhkan penguraian dalam prosesnya bergabung kembali dengan alam.
Bijaksana dalam menggunakan sesuatu yaitu menggunakan secukupnya dan tidak menimbulkan persakan. Okey, mungkin kita gak bisa berbuat sangat konsevatif, tapi setidak di sela-sela kehidupan modern ini yang tidak berpihak pada lingkungan, kita dapat memilih mana yang sangat diperlukan, diperlukan dan tidak diperlukan, sehingga tidak ada yang mubazir. So..gunakanlah tisu seperlunya karena sesuatu yang diambil, digunakan berlebihan akan mendatangkan kerugian lain.
No comments:
Post a Comment