Monday, April 23, 2012

Play and Repeat

Aku penikmat musik, tapi gak punya satu pun idola yang aku jadikan kiblat bahwa musik apapun akan jadi indah di tangannya. Apapun akan aku dengar. Yah, walaupun kadang butuh pemalsaan, seperti saat di mobil sang Babe dengan enaknya memutar lagu dangdut khas jambi yang melengking kemana-mana. Mana panas, macet, lagu dangdut itu lagi. Tapi mau gimana? Ini telinga gak bisa digunakan khusus untuk mendengar apa yang ingin aku dengar saja, seperti kamera. 

Karena malas dengan perasaan kesal dan ngomel tak berhenti, jadi mending milih untuk mencoba menikmati. Kadang liriknya lucu juga. Kadang kalo lagi musik dan penyanyinya berenti nyanyi enak juga. Dan kadang saat diam, saat perpindahan lagu satu ke lainnya aku merasa seperti dapat bernafas dengar oksigen. Lah tadi  dengan apa? Helium kayaknya. Aku menjadi bagian dari planet tak bernama di angkasa sana selama musik itu mengalun.

Sejak aku mencintai yang namanya kaset, punya dua kotak berukuran besar berisi koleksi kaset saat jaman SMP, mulai dari Indonesia, Barat, sampe Cina dan sekaraang entah kemana kaset-kaset itu setelah di mendengarkan musik bisa dimana saja yang disponsori oleh produk digital, aku suka memperhatikan lirik. Senang mendalaminya, membayangkan di dalamnya saat mendengarkannya. Pantas saja pas lagi mellow, dapet banget rasanya kalo denger lagu mellow juga.

Dulu, yang aku inget, pas zaman SMP, aku merasa tertohok saat mendengar lagu Audy-Salahku. Ah, terlalu malu mengakui itu, zaman SMP sudah berani sekali merasakan perasaan seperti itu. Kalau sekarang ada anak SMP menyontraki kisah cintanya dengan lagu-lagu seperti itu, dapat ku pastikan akan ku cibir habis-habisa. Bagi ku mereka terlalu kecil, dan aku terlalu menjadi tua mungkin saat itu.

Dan sekarang, aku sudah merasuki yang lebih pantas lagi. Hey, 21 tahun ke atas I am. Sudah mulai menutup mata saat mendengar James Morrison- I won't let you go, Breaking Benjamin-Give a sign, A love song from Robin Lim-Thank you for mine, Crash-Sum41 atau Snow Patrol-Chasing Chasing Cars. Aku senang membaca dan liriknya. Senang merasakan kata perkata. Mengartikan menurut pikiran dan perasaanku. Tapi, tentu dan pasti, aku bukan pengamat musik yang baik.

Juga dengan lagu dari Indonesia, seperti Raisa-Bersama, Abdu and The coffee Theory-Ku cint kau lebih dari kemarin, Sammy (kalau ini khusus suaranya), dan oh masih sama seperti kemarin saat SMA, Dgyta. Sekumpulan lagu mellow, yang cenderung cengeng. Masih saja ku senangi, terlebih memaknainya, hmm maksudku mengerti maksud lagu itu.

Dan, dari setiap lirik itu, melahirkan sebuah cerita, perasaan baru, atau pengalaman baru, atau menarikmu berjalan ke suasana hati yang diceritakan lagu itu. Seperti saat ini Jewel-You were meant for me, lagu mengalun dengan volume sedang di telingku. Seperti bercerita I called my momma, she was out for a walk. Consoled a cup of coffee but it didn't wannat talk. So I picked up a paper, it was more bad news. And soon you will see. You were meant for me. And I was meant for you. Sebuh cerita yang bernada.

Sebuah lagu seperti sebuah cerita yang membawa si pendengar ke dalam cerita lewat lantunan musik, Mengantar bab perbab nya lewat kata per kata yang ada di dalamnya. Dan saat telah behasil merasukinya, kata dan melody itu berhenti. Masih ada tombol repeat. Masih bisa di ulang hingga bosan Masih bisa mengobati dan menyadari  berulang kali. Berbeda dengan nyata, di bawa kepada sebuah cerita, terkadang harus berakhir, tak bisa di ulang, tak akan sama. Waktu tak akan mengulang dan mundur.

Lagu telah merekamnya menjadi cerita yang dapat membawa di pendengar. Simpan dan rekamlah ceritamu. Seperti kamera, bebas mau mengambil gambar mana yang mau di simpan,  cerita mana saja yang bisa di simpan. Seperti tombol play dan repeat, bebas lagu mana saja yang mau dimainkan dan di ulang. Waktu memang terus berjalan. Berjalanlah, bersama cerita  pilihan yang telah di rekam. Dengan lagu yang di play dan di repeat. Sebagai pengingat, kalau setiap hari harus selallu lebih baik.

Wulan, kadang dalam hidup, memang ada yang harus kita hapus. Seperti gambar di kamera dan lagu di play list. Demikian kata seseorang kepadaku malam itu.

Ditutup dengan Sigur Ros-Andvari. You, thank you ^^

No comments:

Post a Comment