"Perjalanan kita sama seseorang saat ini, kemarin atau mungkin besok adalah salah satu jalan buat kita menemukan dia yang hakiki"
"Maksudnya?"
"Kadang kita gagal menjalani sebuah hubungan dengan seseorang lalu bertemu dengan orang lain, gagal lagi dan bertemu lagi, dan gagal lagi, dan akhirnya kita bisa menemukan yang terakhir, yang bersedia dan kita pun bersedia bersama-sama dengan membawa pengalaman sebagai pembelajaran kita dari masal lalu, agar tidak mengulang kesalahan yang sama lagi dan lagi"
Aku terdiam, lalu "Ini gak adil dong?"
"Kenapa?"
"Ya masa, kita ngabisin waktu, tenaga, materi untuk orang yang akhirnya gak sama-sama kita."
"Tapi kita gak bisa maksa toh kalo memang pada akhirnya gak bisa bersama?"
"Tapi tetap gak adil" suara ku merendah. Seperti merasa kembali beberapa kekecewaan tempo dulu.
"Ya memang begitu lah kehidupan, sedikit kejam, tapi memberi peljaran buat kita begitu juga dengan dia"
Apakah itu sesuatu yang bernama jodoh? Sekuat tenaga sekalipun kita mengusahakan sebuah hubungan untuk terus bersama, sekalinya bukan jodoh, tetap aja berpisah. Dan apakah semua ini tak pantas di katakan kejam?
Entahlah, karena rasanya sakit, dan itu tidak enak, maka itu aku menyebutnya kejam. Namun memang demikian lah pertemua dan akhir dari sebuah pertemuan membawa kita pada sebuah tujuan. Semoga tak banyak waktu dan kebersamaan yang aku, kamu dan kita sia-sia kan.
*dari sebuah sharing di siang yang panas di Pare dengan 2 lelaki yang -aneh-
No comments:
Post a Comment