Memang benar, ada yang datang dan ada juga yang pergi begitu saja dalam hidup, ada yang pergi begitu saja namun ada yang meninggalkan kenangan dan kesan. Begitu lah Pare telah memberi cerita di salah satu sisi perjalanan hidup ku. Sebuah kota kecil yang di kunjungi banyak orang dengan tujuan yang hampir sama, bersahabat dan menjadi begitu dekat dengan bahasa Inggris.
Banyak orang yang berdatangan, menghadirkan cerita yang berbeda-beda juga bagi ku. Awalnya, yang ada di bayangan ku Pare adalah sebuah kampung kecil yang semua orang di sana menggunakan baha Inggris, hidup bersahaja dan sangat sederhana. Karena itu aku membawa segala kebutuhan harian di dalam koper, sampai yang seharusnya bisa ku beli di sana pun aku bawa. Alasannya "jangan-jangan yang biasa aku pake gak ada di sana".
Dan tadaaa....ternyata aku salah sesalal salahnya. Pare bukan seperti sebuah kampung yang aku bayangkan, Pare seperti sebuah kabupaten yang sudah cukup maju. Siapa bilang juga kebutuhan harian ku gak ada di sana. Lengkap dan murah malah. Hhhhh.
Dalam bayangan ku, Kampung Inggris itu hanya ada beberapa tempat kursus dan itu letaknya di pinggir sawah. Eh ternyata, ada kali mau ratusan tempat kursusnya. Dan gak di pinggir sawah, yang lebih penting lagi, semua orang di sana gak ngomong bahasa Inggris. Bahkan ada yang gak bisa sama sekali. Ibu kost ku, aku kira mereka sekeluarga mahir bahasa Inggris, ternyata malah membecinya. Ah, buyar semua bayangan ku tentang sebuah perkampungan nan asri bernama Kampung Inggris.
Menyesal? Yah, pasti, awalnya nysel banget. Apa-apaan ini!? seperti tertipu pada cerita orang yang aku intrepetasikan apa adanya di pikiranku yang ku simpan selama 5 tahun. Ouch!! What a pity I am.
Gak! aku sudah memilih, jadi harus di jalani. Sudah mendaftar jadi harus masuk. Sudah punya tujuan, jadi harus di raih. Okey, aku jalani aja meski dengan perasaan penuh marah. Hari ke hari, dari tempat kursus satu ke tempat kursus lain. Pertemuan dengan berbagai macam karakter orang. Finally, aku sulit meninggalkan Pare.
Meskipun gak semua orang di Pare menggunakan bahasa Inggris, toh bahasa Inggris ku tetap semakin menigkat, meski hanya untuk speaking, sesuai tujuan utama ku datang ke Kampung Inggris. Atmosfer semangat yang ada di Pare, atmosfer yang tidak bolong karena global warming, atmosfer yang membawa ku pada setiap hari yang semakin indah.
Di mulai dari teman sekamar saat aku tinggal di kost an, bernama Dewi dan Desi. Dua tahun di bawahku, tapi mereka sepakat untuk tidak memanggil ku kakak, karena sikap ku yang kekanakan kata mereka. Dewi gadis katholik yang baiknya baik banget, tulus, lugu dan kadang suka protes hal-hal yang gak penting. Tapi begitu tulus dan baik. Desi, gadis bongsor yang punya banyak cerita dari daerah asalnya, meski hanya seminggu bersama, tapi sudah banyak sekali cerita yang kita tukarkan, dan aku rindu dia yang berita dengan waktu yang lama, wajar, keturunan Jawa tulen.
Dan tempat tinggal pada bulan kedua, yaitu Camp Zeal Girl. Ada Nana, gadis asala Palu, berkulit hitam, berambut kaku, kekanak kanakan, tapi saat pretama kali melihatnya, aku tau dia baik, aku tau kami bisa dekat. Dan ternyata benar, meskipun hanya sebentar, namun aku sudah bersahabt dengannya. Zulfa, Ratih, Maya, Intan, Mira, dan semua yang ada di Zeal saat aku tinggal di sana, termasuk ke tiga tutor Miss. Emi, Miss. Zulfa dan Miss. Tria. Percaya aku mengingat semua wajah kalian, tapi maaf aku lupa nama kalian. Aku memang pelupa. Meski hanya sebentar, aku gak nyesel pindah ke Camp Zeal karena ada kalian, karena bertemua kalian semua. Aku malah menyayangkan dan menyesalkan kenapa harus segera balik ke Jogja.
Begitu juga dengan tempat kursus ku. Terutama Mr. Bob, kenal dengan Mr. Bob itu sendiri, Miss. Arta, Mr. Ken, Mr. Siroj, Farhan dan Ibnu. Manusia-manusia ajaib, aneh tapi nyeneangin, ngangenin dan recomended untuk di jadiin sahabat. Yeeeeeee.
Dari Camp Zeal Boy juga gak kalah, ada Mr. El yang juga sama-sama dari Kuala Tungkal, kalau ngomong dan kita perhatikan bibirnya maka yang kamu dapat hanya lah bengong, semua seperti gelombang bunyi tak beraturan. Cukup pejamkan mata dan jangan lihat bibirya, cukup aneh. Hahahahha, tapi di balik itu semua penguccapan bahasa Inggrisnya begitu baik. Pertama kali melihatnya dia seperti cowok yang belagu, tpai setelah mengenal, aku menyesal sudah berpikiran jelek, dia baik, benar-benar baik dan senang berbagi ilmu, tetutama tentang kehidupan. Ada Danu yang selalu berpenampilan seperti tidak mandi dan dia kocak. dan yang paling aku inget, ada Robert dengan botol minumannya yang seperti botol minuman anak TK.
Spesial, buat Kak Sari, sahabat ku asli dari Pare. Kadang nyebelin karena dia suka aneh pikirannya, suka males bawa jaket kalau pergi, padahal jelas butuh dan setelah itu mengeluh. Huh. Tapi di balik itu, dia perhatian banget sama aku. Pernah waktu itu di tempat kursus di atau aku sedang sakit, dia menawarkan diri untuk seperti memijat sebentar, supaya angin dalam tubuhku keluar. Dan saat setalah jatuh di tempat cuci di Camp pun, kak Sari juga yang mengantarkan aku ke tukang pijit. Setiap aku berkunjug ke rumahnya, selalu di beri makan. Kak Sari juga mau nganterin aku kalau mau belanja. Mudahan cita-cita kak Sari tercapai ya.
Dan semua-semuanya itu ada lah sepenggal cerita ku dari Pare, dan akan ada lagi, karena aku berencana akan menginjakan kaki di sana lagi. Aku senang bertemua banyak orangm berkenalan dan berbagi cerita, ilmunya lebih dalam. Mungkin aku lebai, tapi begitu sulit mendeskripsikan persaudaraan macam apa yang aku dapatkan di Pare, seperti sebuah Magic. Mempesona. Saat aku memajamkan mata, aku bisa merasakannya, dalam dan indah.
Mungkin saat aku kembali lagi, Pare akan memberikan cerita yang berbeda dari yang kemarin. Tapi semoga dan aku pun percaya akan tetap indah. Terima kasih Allah, mengizinkan aku ke Pare, mengizinkan aku mendapatkan kebahagiaan ini.
Buat kalian yang mau ke Pare, dan punya tujuan tentang bahasa Inggris, fokuslah, maka kalian akan dapatkan, Meskipun kadang lingkungan kalian gak sesuai dengan yang kalian inginkan, tapi kalian, pasti bisa mengubah itu semua jadi meneynangkan, karena hati kalian lebih besar daari pada ketidapenerimaan itu sendiri.
wulaaaaan, ih ga sengaja nemu blog kamu :D Jadi kangen pare yah
ReplyDelete