Hany sesaat tapi diingat. Namamu menjadi dua kata sakral yang jika terbaca menerbangkan ingatan pada malam-malam yang sebentar itu, namun itu untuk pertama kalinya. Pertama kalinya ku kemas sebagai cerita untuk di bagi pada keramaian.
Masih terekam jelas meski tak dengan hati, cara mu memutar setir, cara mu berjalan yang gontai namun semangat, dan itu lah gayamu memang, dan ceramua memakan senar-senar gitar, seperti saat itu kau sedang jiwamu. Seharusnya banyak lagi yang bisa ku ingat, dan ku tulis. Namun waktu sudah mengobati semua. Semua sudah menjadi sekedar ingatan.
Kangen yang dulu menggebu, yang dulu ku paksa ku simpan, telah di packing oleh waktu dengan begitu indah. Begitulah kangen, seperti penyakit yang sudah pasti kita ketahui obatnya namun tak bisa di telan saat itu juga, Namun waktu pasti akan mememluknya, menjadikan sekedar kenangan, bukan kangen-an (lagi)
No comments:
Post a Comment