Sepertinya ini adalah sebuah doa. Dan aku hanya ingin menguraikannya dengan sederhana yang mungkin tidak berarti bisa dimengerti dengan mudah. Diiringi musik jazz yang santai malam ini, dan inilah doa itu...
Sudah berganti awalan umur ini, sudah pula berkurang sisa waktu untuk bertahan di Bumi Allah ini. Sudah banyak pula hadiah-hadiah kehidupan yang diberikan Sang Pencipta. Segala cobaan yang memberikan banyak pelajaran, segala rasa suka yang menambah rasa syukur. Dan segala macam detikdetik yang berisi cerita, seperti detik ini saat aku diberikan inspirasi dari-Nya untuk menulis serta kesehatan untuk dapat duduk di depan layar Note book sederhana ini.
Tak ada jasa berharga yang telah ku lakukan bagi orang lain. Tak ada kebaikan yang begitu berarti pula yang telah ku hadiahkan, semua masih ku anggap biasa saja. Tak juga prestasi membanggakan ku ukir. Berbeda dengan remaja yang sering ku lihat, bertumpuk prestasi, bertumpuk bekal untuk menyongsong masa depan penuh janji. Ah, apa rasany menjadi seperti mereka. Sering ku simpulkan senyumku tiap kali mendengar dan melihat keistimewaaan mereka. Jangankan mereka yang sering ada di layar televisi dan halaman depan media cetak, mereka yang ada disekitar ku pun begitu mengagumkan dengan segala kelebihannya, dapat lolos dari seleksi ribuan remaja lain untuk sebuah bangku kuliah. Sedang aku? Hanya dari nilai sederhana ku. Ah, tapi ini bukan berarti aku tidak bersyukur dengan yang aku punya. Aku hanya sekedar menyadari tentang aku.
Tapi yang ku sadari dari mereka adalah "berani mengambil keputusan untuk suatu tindakan besar". Bukankah baik selalu mengambil hal positif dari cerita kehidupan orang lain untuk hidup sendiri yang juga lebih "keren"? Yah, meski tidak sama, tapi pilihan-pilihan itu yang menentukan bagaimana engkau nantinya. Aku pun akan memilih dan bertindak.
Hmmf, dan bagian ini, bagian yang sering kali membuat ku terdiam seketika. Tentang perasaan. Bukan milik ku, tapi milik orang lain yang pernah ku sakiti, atau bahkan sering. Ku ulang-ku ulang seakan aku tak mampu berpikir dan mencoba merasakan luka yang telah ku berikan. Sudah ada juga hubungan yang ku rursak dengan keputusan ku, mencoba memulihkan dan tak semuanya selesai.
Maaf untuk hati yang sering kali tergores dengan perbuatan ini, aku gak bisa bilang ini bukan maksudku, toh aku sudah melakukannya. Maaf kan khilaf berulang dan perasaan yang terbolak-balik ini. Maaf untuk hati yang merasa kehilangan, aku tak bisa bilang ini adalah yang terbaik atau ini juga bukan maksudku, toh sudah ku lakukan juga. Tapi setiap orang harus mengambil keputusan dan pilihan bukan dalam hidupnya? Aku ingin mengambil itu saat ini. Aku ingin memilih itu. Aku ingin memutuskan itu.
Tentang bagiaman ke depan nanti aku ingin ini tentang pilihan ku, bukan karena rasa lain yang akhirnya tinggal penyesalan. Aku ingin menanti, aku ingin kembali, aku ingin di sini, aku ingin pindah ke sana dan aku ingin ini keputusanku.
Duhai yang membolak balikan persaan, Yang Mengetahui isi hati setiap manusia. Segala yang telah terjadi ini adalah dengan izin-Mu. Keputusan ini pun sepengtahuan-Mu. Untuk itu aku mohon, iringilah jalan setapak menuju tujuan ini, yang sebenarnya adalah Engkau. Iringilah jalan bersama ini.
Well, demikian doa ini.
Edisi Perasaan
Jambi
No comments:
Post a Comment