Waktu itu aku ingin mengejarmu, berdiri (lagi) di sampingmu. Tapi bukan untuk mengucapkan terima kasih,atau selamat tinggal, atau mungkin memaki, tapi maaf, maaf tidak dapat membuat mu tetap mencinta dan menyayangiku. Membuatmu lelah dengan perasaan bersalah, membuatmu lelah karena harus mengambil keputusan yang menurut kebanyakan orang menyakitiku. Yah, itu salah ku.
Lama bersama, setiap hari bertemu, dan terlalu banyak yang kita bicarakan, yang kita lakukan, membuat ku tidak lagi menghargai setiap pertemuan itu, setiap yang kita lakukan, menganggap bahwa kau seharusnya begitu, seharusnya begini. Menuntut banyak hal. Menganggap wajar untuk kesalahan-kesalahan yang ku buat. Tidak lagi sensitif dengan apa yang terjadi denganmu. Hari-hari itu seperti mutlak milik ku.
Sebentar berpisah, berkeluh kesah lewat telfon tentang ketidak ada an mu membuat ku sulit begitu dan begini. Terlalu bergantung, dan tidak lagi mengingat apa yang sebenarnya hati aku butuhin dari kamu. Hanya kata rindu, kata rindu berujung kesulitan ku tanpa kamu. Bukan hati ku yang memang benar-benar membutuhkanmu. Saat itu aku menjauh dari hati kecilku karena keegoisan.
Dan...tanpa ada tanda, kamu datang dengan dia. Kamu datang dengan dia yang entah siapa, aku tidak tau. Kamu datang dan menjelaskan semua. Kamu benar-benar merasa bersalah, meminta maaf. Yah, aku liat di matamu rasa bersalah itu. Dan aku sadar, matamu tidak lagi sama seperti kemarin. Gak ada mata yang menyimpan cinta buat aku di situ.
Aku hanya bisa diam. Seketika pikiran ku membawa ingatan tentang hari-hari kita, membawa semua kenangan kita, percakapan kita dan aku disadarkan tentang sebuah kesalahan. Tidak menghargai setiap hari yang aku lalui denganmu membuat aku harus membayar mahal, harus kehilangan seseorang sepertimu.
Sekalipun saat itu kamu memilih untuk membicarakannya dengan ku, agar aku tidak ada kesalahan lagi. Mungkin setelahnya aku masih sering melakukan kesalahan dan kamu akan banyak adu pendapat di antara kita. Keputusan kamu benar-benar memberi pelajaran berarti buat aku.
Kamu sudah memberi begitu banyak, dan aku hanya bisa menerima. Hingga membuat hatimu lelah. Biarlah kali ini aku berikan kamu jalan untuk mendapatkan kebahagiaanmu sendiri dengan membiarkan hati aku yang masih sayang kamu, menyayangi dengan hati aku sendiri. Aku terima hati aku yang kamu kembalikan. Semoga di sana, tersimpan hati yang lebih indah dan menetap.
part of a novel
No comments:
Post a Comment