Friday, January 27, 2012

Menulislah

Subuh ini, setelah acara ribut-ribut dini hari di luar sana, di luar kamar kost gue, yang buat gue segar bugar kemabli. Iseng gue baca blog temen-temen gue, blog temennye temen gue, blog temennya temen temen gue, aha pokoknya dapet link blog, gue langsung baca. Karena sekarang gue lagi keranjingan baca.

Gue baca satu persatu tulisa-tulisan terbaru mereka, memperhatikan label dari tulisan mereka. Lama-lama gue jadi tersadar, tulisan mereka semua jelas, mempunyai topik, bisa bermanfaat. ada yang bercerita tentnag jurusannya, ada yang tentang perjalanan liburannya, memberikan referensi, tentnag perjuangan skripsinya yang isnpiratif, kisah pertemanannya. dan itu cukup memberi sesuatu buat yang baca.

Lalu gue kemabli membuka situ blog gue. Meskipun dulu bahkan sebelum gue baca blog-nya orang-orang  lain ini, gue uda jani sama diri gue sendiri, untuk gak nyakitin imajinasi gue lagi. Dulu tuh gue sering banget ikut arus, orang pada nulis ini, gue ikut0ikut-an mau nulis ini. Gak jelas. Sampe gue harus rombak abis blog yang uda gue rintis dari SMA ini, ari awal saat gue sedang berjuang menyelesaikan gelas A.Md gue. Lah jadi perjuangan gue setelah 4 tahun kemarin, merintis blog ini gimana? Dengan kejam gue apus semua postingan. Secara 80% isinya curhatan remaja banget. Malah nyaris alay (gak tega bilang alay). Sejak itu gue menanamkan dalam diri gue, bahwa menulislah seperti menjalani hidup. Yaitu dengan sebaik-baiknya, jangan berharap semua orang menykaui tulisanmu, karena begitu pun dalam hidup, ad ayang menyukaimu, ada juga yang tidak.

Tapi, setelah memperhatikan blog-blog itu lagi, gue jadi agak gimana gitu, ah susah deh jelasinnya. Gue jadi ngerasa ini tulisan gue terlalu abstrak untuk di usung menjadi blog yang direkomendasikan ngasih sesuatu gitu buat yang baca. Ah, gimana gue mau jadi penulis buku kalo nulis blog aja jadinya abstrak, gak jelas, kaca gini. Gue jadi menyimpulkan sesuatu yang agak kejam tentang diri gue, bahwa management blog gue itu yang menggambarkan diri gue. Agak berantakan. Yah, itu memang karena gue gak menyenangi kerapian yang teramat-amat. Membosankan.

Tapi apa yang terjadi dengan tulisan gue? Kebanyakan tulisan gue itu adalah sisi-sisi lain dari gue. Cara gue nulis cendrung beda dengan cara gue ngomong. karena kadang, memang ada bagian yang gak bisa gue bicarakan jadi gue tulis. Karena gue lebih nyaman dengan menulis, walau ada yang menilai, dengan menulis lo bisa memanipulasi kenyataan. Tapi gue selalu berusaha membuat tulisan gue menggambarkan kejujuran hati gue.

Jadi apa intinya? Ya intinya, gue salut sama blog mereka, teratur, terarah, yang baca juga seneng jadinya. Yah, walaupun gue juga sebenrnya gak tau apa yang di rasain sama orang yang baca blog gue. Gak. Gue gak akan seperti dulu lagi, galau dalam menulis. Ikut arus sana-sini. Meskipun teman blog ini gue usung karena gue bingung dengan kepastian tulisan gue, gue akantetap menulis seperti mejalani hidup. 

Apa yang gue dapat dari hasil membaca, memperhatikan blog orang-orang lain itu, gue jadiin tambahan buat memperbaiki kualitas tulisan ku (semoga). Sama sepeti hidup. Berbincang dengan orang lain, memperhatikan hidup mereka dengan mengambil yang baik-baik, lalu mencoba mengaplikasikannya dalam kehidupan denga cara tersendiri. Yah, seperti itulah. Karena setiap hari itu belajar. Yang terpenting, jangan menjadi orang lain. Jadi lah diri sendiri yang terus memperbaiki diri. Dan menulislah seperti menjalani hidup. 

Salam.

No comments:

Post a Comment