Sebuah surat
Apa yang aku lakukan? Yang aku lakukan adalah memutuskan dan memilih. Yang aku lakukan adalah sebuah pergerakan. Mungkin menurutmu ini seperti lembu, seperti kebodohan yang terulang lagi dan lagi. Tapi kamu tidak tau yang aku dapati dari ini semua. Aku belajar dari sini. Aku mengenal, menyentuh, dengan sesuatu yang gak kamu tau. Karena kamu mengenal ku sebagai dia yang selalu salah, selalu datang minta maaf dan kamu menunggu. Kali ini aku tutup yang aku tau, yang aku kenal, yaitu kamu. Kalau nanti, aku tidak tau.
Kadang kalau mendengar cerita atau membaca sebuah cerita tentang patahnya sebuah cinta, aku tmemberi sebuah pengertian kepada yang tersalah, mengapa dia melakukan itu. Karena dimana ada sebab, di situ juga ada akibat. Seperti sebuah hukum yang memang seharusnya diterima. Aku tidak memihak, tapi hanya mencoba mengerti dan bergerak menjadi dua sisi yang mereka alami.
Karena aku pernah menjadi yang menangis, tapi ternyata yang membuat aku menangis, telah menangis lebih banyak daripada aku. Kadang kita sering merasa sebagai yang paling tersakiti, menjadi di posisi yang paling tidak adil. Aku pernah. Tapi seiring waktu, aku memahami dan mengerti itu semua sedang terbelit dan sedang tidak pada tempatnya. Waktu akan membawanya kembali dan rapi.
Bukan karena terlalu memaklumi bahwa kita sesama manusia, dan membuat kesalahan adalah hal yang sangat manusiawi. Tapi karena keinginan kita untuk menjadi yang lebih baik, keinginan untuk belajar, keinginan kita untuk memahami, lebih dan lebih lagi.
No comments:
Post a Comment