Saat ini seperti menapaki jalan sendiri sambil menyeret seseorang. Entah itu paksaan atau keharusan, dia tetap terseret begitu saja. Semakin hari semakin berat, bawaannya semakin banyak, dan keterpaksaan itu semakin terlihat. Membebani pandanganku yang kabur oleh air mata sendiri.
Kepedihan itu satu nama, tapi berbeda beda cerita. Ini termasuk ke dalam golongan pedih. Sampai detik tadi, aku masih mengira, bahwa menganggap pedih ini selintas lalu, melupakannya dan fokus pada hal lain, akan menjadikan ini semakin baik. Ternyata malah menghempaskan perjalanan ini. Karena awalnya aku kira aku telah terbang bersamanya.
Ada banyak pilihan untuk terus berjalan menyeret beban, sebagai kebiasaan dan menghindari perubahan atau membebaskan diri, lepas. Tidak akan pernah tau mana yang terbaik kalau semua tak di coba. Kalau pun yang kemarin tak dapat kembali lagi, tentu ada penawaran lain. "Beban" lain yang mau bekerja sama.
Tanpa menghapus apa yang sudah lama di rasakan dan tak berubah. Aku harus menjaga "punggung" ku dari beban yang menyiksa ini. Untuk merasakan kebebasan. Dan merayakannya dengan kembali berjalan. Ke DEPAN!!!!
No comments:
Post a Comment