Thursday, May 17, 2012

Pesanmu

Perpisahan


Baunya patah-patah menusuk hidung
Pelukannya samar mendekap penuh
Sentuhannya perlahan membelai kulit
Ciumannya tak sampai menyentuh diri


Nafasnya berat merasuki tubuh
Ingatannya berat memasuki pikiran
Matanya berat terpejam
Perasaannya luka menguasai hati


Akan kah putaran yang menykitkan ini terhenti di antara nafas terakhir dan pejaman mata selamanya?
Akan kah satu tarikan nafas ini bisa membawakan senyum untuku setelah meninggalkanmu selamanya?


Akan kah pelukanku mampu menghapus ingatanmu akan semua sakit yang tercatat dalam hidupmu, cerita kita?
Akan ciuman ini mampu menghangatkan dingin yang melukaimu?


Akan kah cinta yang kita dasari selama ini mampu memejamkanmu dengan senyuman?


Akan kah cinta yang kita dasari selama ini mampu membantumu berjalan tegar sendiri?

***
Tak pernah sedikitpun ini ada dalam bayanganku. Pertama kali menyadari perasaan ini ada untukmu, aku merasa menjadi aku yang baru. Meninggalkan masa hitamku, aku sanggup melepaskan itu semua hanya dengan senyumanmu. Dan ketika tiba-tiba keputusanmu datang begitu saja, menghempaskan janji ku, harapan ku, yang juga dengan mu ku buat. Yang aku pikirkan, adalah bagaiaman aku tanpa kamu? Bukan apa yang telah terjadi padamu? Sedang apa kamu dan hari mu tanpa aku?Lalu merusak hari hari ku. Betapa kuatnya ego ini.

Enggan aku melihatmu matamu menyimpan sedih melihatku. Terlebih saat itu tubuhmu menampakan segala luka yang kau pendam. Apakah ini ego? Memilih meninggalkanmu, yang menyakitkanmu, daripada menahan sedih mlihat luka di matamu?Meski ini ingin ku, rasa ini mengamuk ingin bertemu denganmu. Apakah dia terlalu kuat hingga dapat tersampaikan pada mu? Sehingga merusak rencanaku untuk hanya tinggalkan sepucuk pesar. Sebuah surat yang banyak untuk kau baca kemudian buang. Sebagian diriku menolak ini, tapi rasaku menjinak ketika melihatmu. Sayangnya, tak banyak waktu, bahkan patah-patah kata pun tak mampu melayang pada telingamu.

Kita berdua hanya mampu saling "berterimakasih" karena "maaf" terlalu perih.
(Untuk jalan yang sudah berbeda)

No comments:

Post a Comment