Monday, May 21, 2012

Semoga aku tidak mengambil tempat orang lain

Tadi sore itu sangat menyebalkan. Aku sudah rapih, cantik dan siap untuk bertemu seseorang. Setelah jauh-jauh menyetir motor (sebenarnya cuma 3 menit si, ababil ya gue, ya udah si, anggap aja jauh). Sudah gue perisapin mau ngapain nanti di tempat itu. Tapi apa yang terjadi setelah gue di sana? Cengok dengan suksesnya, melihat dan mendenar orang-orang lagi nonton tv dan berkomentar ini itu. Sialnya lagi itu tentang berita yang sudah gue baca kemarin  dari internet. Di cuekin sama orang katro, lebih terhina lagi -_-. 

Kemudian, daripada menumpuk marah lebih banyak lagi, gue keluar, udara sore itu benar-benar terasa sejuk, dan cerah, berada di jalan lebih baik sepertinya. Tapi sial, asap kendaraan menyekap mulut dan hidung dengan tersiksa (sumbangan dari motor gue juga si). Lalu gue belok pulang langsung menuju lantai tiga tempat tinggal sementara gue ini. Ciaaaauuuut, matahari indah luar biasa, mau siap-siap tenggelam (tidak, tidak, bumi kita bagian Indonesia sedang mengitari matahari dan bersiap mengahdapi malam, berbagi terang bagia bagian lainnya), angin semilir begitu sejuk, benar-beanr sejuk dan suara burung di atas pohon (ntah lah namanya apa). Sukses sore itu indah sekali.

Kalau sedang marah, aku lebih memilih diam di kamar, ya syukur kalo kamarnya punya halaman yang bisa masukin udara segar, luas, dan ada makanannya sekalian. Kalau kamar kost ku sekarang, boro-boro deh, ada juga sesak kalo ngunci diri disini. Bukan main lagi panasnya Jogja semakin menambah penderitaan. Hasilnya, marah semakin panjang, sibuk mencari-cari pembenaran atas kemarahan, menumpuk kekecewaan. Eh tapi benar bukan, marah kan hasil dari keadaan yang tidak sesuai keinginan, kecewa lalu marah. Seperti aku sore tadi. Dan aku simpulkan keputusan ku untuk memilih keluar, mencari bagian lain, kesenangan lain itu lebih dari benar, menolong sekali.

Belum lagi saat malamnya, aku tetap beraktivitas tanpa membawa-bawa perasaan marah, seidh, kecewa. Seperti sedang memasaki ruang baru saja, dengan perasaan di kosongkan. Yeeeeee, sukses, sukses punya teman baru, sukses ketawa-tawa bersama, sukses menghapus atau mendebukan marah. Mematikannya malah.

Akhirnya si marah maker itu gue temui dengan perasaan biasa-biasa lagi, kepala dingin, hati damai, dan besok sepertinya akan gue sampaikan, bagian yang itu gue gak suka, jadi ada baiknya gue sama dia dapat saling menjaga perasaan. Manusia penuh kekurangan yang saling mengisi dan belajar mengerti dan memahami.

Untuk marah atau kecewa yang bersumber dari cerita yang lebih hebat lagi, mungkin tidak segampang ini. Contohnya, di putusin, proposal sripsi tidak juga di ACC, atau temapt penelitian belum juga ketemu, sahabat berkhianat, dan banyak lagi. Tapi bukankah namanya sama, marah dan kecewa.

Cheese Cake itu resepnya tak pernah berubah. Hanya kalau ada tambahan rasa blueberry, strawberry atau mungkin kiwi baru dalam pembuatannya ada bahan tambahan. Nah sama, kalau di rasa semakin besar, adakan perjalanan lebih jauh lagi di tambah obat bahagia paling ampuh (menolong, berbagi). Hasilnya Cheese Cake rasa lebi baru lagi. Marah hilang, pengalaman nambah, badan sehat, hati sehat, dan waktu perlahan mengantarkan pada kebaikan kedua sisi.

Selamat jalan-jalan bagi yang sedang Marah. Sssst, jangan berdiam di kamar. Oya, jalan-jalannya bisa juga lewat membaca, dan berjalan menemui Tuhan lewat doa dan membaca ayat-ayat suci-NYA. ^_*
aku samarkan atap-atap penyimpan kehidupan itu .

No comments:

Post a Comment