Biasanya setiap pagi aku menuju kantor menumpang motor teman ku yang juga bertujuan sama. Tapi kali ini dia sedang survei untuk program desa binaan tempat aku PKL. Sayangnya temanku menitipkan motor tanpa STNK, jadilah motor itu tidak bisa keluar wilayah kantor selama STNK tidak ada. Awalnya aku berniat naik ojeg menuju kantor, tapi sulit sekali membedakan yang mana ojeg yang mana pengendara motor pribadi. Sambil mencari sarapan aku terus berjalan di trotoar ditemani polusi kenaraan bermotor. Semua pada ngebut seakan dikejar monster dari belakang. Nasi uduk di warung tempat biasa aku beli habis, dana ku terus berjalan mencari tempat sarapan lain.
Di tengah perjalanan aku menemui seorang nenek di bagian tengah jalan yang dibagi dua oleh trotoar. Neneh itu seperti ingin menyebrang, bolak bali menghadap kiri dan kanan. Aku berhenti tepat di depan nenek tua itu di halangi berbagai macam kendaraaan bermotor. Aku berusaha mau menyebrang, awlau sebenarnya aku tidak bisa menyebrang dengan benar. Selama ini aku selalu dibantu untuk menyebrang. Lama aku menunggu kendaraan yang lewat namun tidak ada habisnya. Mungkin memang benar-benar ada monster di belakang. Nenek tua terus menatap ke arah ku, aku tersenyum namun wajah nenek itu tetap megkerut, seperti memikirkan sesuatu. Namun karena sangat sulit untuk menyebrang, aku memutuskan terus berjalan menigggalkan nenek yang terus menatap ke arah ku. Argh. Aku khawatir nanti bukannya memabntu aku malah mencelakai nenek itu. sampai seakrang membedakan kiri dan kanan saja aku sulit, apa lagi menyebrang jalanan ramai begitu. Meski tidak ada hubungan kduanya.
Dan sekarang aku di kantor, mengetik tulisan ini dengan rasa bersalah. Maaf nenek.
No comments:
Post a Comment