Gak tau mau nulis apa, tapi pengen nge-post entri baru. Hmmmf, sok gak punya ide, padahal punya hutang sama tante Uci di Belanda buat cerpen untuknya. Maaf ya Tante, lama cerpennya, sungguh tidak profesianal ni, padahal lagi meliburkan diri, tapi kerjaan cuma makan, tidur, nonton, begadang. Ooohh I need work. I need jobs, I need activities. Actually I need money to start bussiness. Money, money. . Ternyata tidak ada kegiatan mengurangi produktivitas aku. Ah, pernyataaan apa pula ini. Ya jelas saja benar, orang yang melakukan kegiatan jelaslah yang produktiv. Hssssss.
Zzzzzz....sudahlah dulu, mari menulis yang bermanfaat, meskipun mungkin tidak bermanfaat buat orang lain, setidaknya saya sudah mengabadikan apa yang saya pikiran dalam blog ini. Hahahahha. Nyaris sangat tidak penting!!!
Hmmmf, aku sering sekali menonton film tentang persahabatan, tentang pengorbanan cinta, tentang apapun lah. Banyak banget. dan aku pun sering berbagi cerita dengan teman-teman dan sahabat-sahabat tentang persahabatan, cinta, dan apapun juga. Intinya aku mau cerita apa yah?Hehehe, jadi bingung sendiri. Oya, aku juga sering dengertin lagu tentang cinta, persahabatan dan apa aja lah. Makin tidak jelas yah? Hihihihi... Dua kata yang sering ku tulis sebelumnya "cinta dan persahabatan". Yah....basii...masa mau nulis tentang ini si. eits tunggu dulu, kedua hal ini yang selalu kita butuhkan bukan dalam hidup? Nah, karena itu ceritnya juga gak ada habisnya. Ah apa si aku ini? Makin sok tau.. hsssss.
Okey. Aku mau mengakui kesalahanku dulu. Aku punya sahabat saat kuliah sekarang. Kita memang gak selalu ada, tapi kita selalu berbagi cerita apapun. Termasuk tentang orang lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah GOSIP. Hal-hal tidak penting sering kita bahas, sering berdebat karena aku sering tidak setuju dengannya hahaha, demikian pun dia. Hhhh..kadang pun aku benci dengannya, suka membatalkan janji, suka melakukan sesuatu yang sudah ku bilang "jangan!!!". Dan yang paling menyebalkan, dia pernah tidak ada saat aku butuh karena di kecewakan yang namanya "COWOK!!!". Tapi hei!!! dia sahabatku, dia manusia, dan karena itu dia punya ribuan kekurangan. Dan sebagai manusia yang juga tidak sempurna aku gak bisa menuntutnya untuk sempurna seperti yang aku mau. Toh, dia juga gak pernah protes sama jutaan kekurangan ku. Lalu kenapa 100 keburukannya menghapuskan jutaan kebaikannya??? It is stupid!!! Dia tetap sahabatku.
Kita pernah saling berdiaman, saling menceritakan satu sama lain dari belakang. Ah bego. Jangan pernah ada yang begini sungguh tidak sehat. Aku jadi begadang berminggu-minggu memikirkan ini. Rusak hubungan dengan sahabat sungguh gak enak!!!
Aku pernah hmmmfff, pernah menusuknya dari belakang. Rasanya hati aku kayak ditusuk kalau ingat ini. Aku pernah mengambil orang yang paling dia sayang. Aduuh, masih merasa gak enak ni. Walaupun sekarang dia sudah bersama si hitam yang selalu dia banggakan, yang dipilihanya untuk hidup selamanya 3 tahun lagi (itu katanya sii, dia kan suka ngawur kalau ngomong).
Akan aku ceritakan, meski sebagian saja.Awalnya dia, sahabtku sedang dekat dengan kakak kelas yang dia kenal saat acara jurusan yang di sebut MAKRAB (ahh ini sudah lewat 3 tahun yang lalu) waktu itu pun kita belum begitu dekat. Dari perkenalan itu dia menjadi dekat dengan kakak kelas, yang hmmm okey lumayan sweet lah. Pertama melihatnya pun aku berpendapat, ganteng juga. Tapi ya sudah, itu saja, toh saat itu aku sedang mengagumi seseorang yang jauh di kampung ku (Psssst kemarin putri pertamanya baru saja lahir. Ah, hidupnya berjalan begitu cepat). Kembali lagi. Mereka terus menjalin komunikasi meski kakak kelas kami itu sudah pindah kerja ke Kalimantan (vulgar banget aku cerita, heheheh. Maaf ya, bisa di anggap fiktif belaka kok. Jangan di tuntut, aku belum punya uang banyak buat nyewa pengacara :p). Tapi hubungan itu tanpa status, tapi ya bisa di bilang pacaran lah. Hari gini kata jadian juga gak perlu di omongin lah. Emangnya waktu SMP. Hahahahah. Sok tua ya aku.
Daaaan, entah mengapa, aku pun gak tau kenyataan sebenarnya seperti apa. Sekarang juga gak terlalu ingat ceritanya gimana. Hubungan mereka semakin tidak baik aja. Sebagai orang yang selalu bersama. Oya lupa, aku dan sahabat ku dekat sejak kami terlibat dalam kepengurusan organisasi jurusan kami. Kakak kelas yang di Kalimantan (tidak akan ku sebut nama di sini, :D) menghubungi ku untuk menanyakan keadaan sahabatku itu. Heheheh, awalnya juga karena aku yang menghubunginya duluan karena sahabatnya memutuskan aku suuatu hari, yang nyaris buat aku...ah gak stres kok. Hanya sedih banget aja. Bingung gak? Oke aku permudah....
Jadi aku dan sahabat aku ini dekat dengan dua cowok yang juga sahabatan saat kuliah. Mereka kakak kelas kami, berjarak tiga tahun. Saat mereka tamat, kami masuk kuliah. Jelas kan?
Aku berharap sang mantan (sebut saja begitu) menceritakan tentang persaannnya kepada kakak kelas yang dekat dengan sahabatku ini, secara mereka sahabatan kan. Jadi aku bisa tau kabarnya setelah putus dengan ku, apakah dia mencoba kembali, atau keputusannya itu sudah final. Heii...tapi ternata -__-, sang mantan bungkam, secara dia memang introvert. Tidak berbagi pada siapapun. Status udah mantan, mana mungkin aku nuntut jawaban dan kepastian tentang hubungan kami. Jelas-jelas sudah diputuskan. Argh! Eits, ngapain aku marah lagi. Toh sekarang kami juga sudah saling menerima dan berhubugnan dengan baik. Hahahah aku harap kamu tertawa membaca ini... :)
Loh, jadi acak gini ceritanya. Lanjut. Nah setelah aku cerita dengan kakak kelas yang dekat dengan sahabat ku itu, gantian dia yang cerita dan bertanya tentang sahabat ku. Yah, aku cerita apa adanya. Tapi...semakin hari semakin sering menghubungi. Mula-mula pembicaraan ya tentang sahabat ku saja. Tapi....tapi....pembicaraan mulai tentang hal pribadi. Weits. Kondisi ku ini masih labil, masih broken herat. Butuh seseorang untuk mengobati. Dan, kehadiran kakak kelas yang di sayangi oleh sahabatku dulu itu hadir dengan memberi kenyamanan. Hrrrrr.Padahal sudah dingatkan dengan sahabat ku juga bahwa apa yang kulakukan ini bisa saja menumbuhkan rasa cinta satu sama lain. Daan, ternyata benar!!!. Cinta itu pun bersatu. Aku lupa tepatnya berapa lama, tapi mulai saat itu aku sudah jadi pengkhianat bagi sahabat ku. Maaaaafff :( .
Dan akhirnya kami yang sudah jadian itu akhirnya mengaku dengan sahabatku. Berpelukan, menangis. Dan, yeah selesai. Huh, padahal aku aja yang masa bodo, jelas saja setelah itu sahabatku nangis kejar (mungkin). Aku, yang mengerti betul isi hatinya malah mengkhianatinya. Atas nama cinta. Akh pusing, aku pun gak bisa mutlak memberi penilaian mana yang paling benar. Mau dibilang cinta itu gak maksa, mau dibilang cinta itu membiarkan orang yang disintai itu bahagia, tapi intinya AKU MENGKHIATANATINYA. Sudah itu saja. Iya kan???
Seiring waktu kami kembali seperti biasa, bersama-sama, yah walaupun gak mudah bercermin pada cermin yang sudah retak tapi kami menggunakan lakban yang begitu baik, jadi masih tampak jelas pantulan diri saat bercermin itu. Persahabatan kami masih indah. Masih gila, masih konyol dan masih saling menyebalkan!!!!
Yah, mestinya aku bisa saja melanjutkan hubungan dengan baik dan ringan tanpa rasa bersalah lagi. Toh sahabat ku juga merasa saat ini sudah menemukan soulmate nya. Tapi...ada satu hubungan yang masih buruk. Persahabatan kedua kakak kelas kami itu jadi gak baik. Entahlah, secara logika mereka seharusnya ya baik-baik aja, toh status aku saat itu sudah single dan sang mantan juga sudah memutuskan. Tapi... namanya juga ngeliat sahabat kita jadian sama mantan kita. Perih gak si lo? Logika lagi ni. Ya gak lah, dia kan mantan gue. Nah kalo tentang perasaan? Gue putus itu bisa aja karena pengen memperbaiki diri buat dia, gue putus bisa aja karena ingin ini itu, ah entahlah intinya untuk kebaikan hubungan ke depannya, atau yah boleh lah putus, tapi kan gue masih sayang, masa gak ngerti si. Kita sahabatnya, seharusnya ada saat dia sedih dengan masalahnya, bukan terus melaju ke depan mengambil kesempatan yang dilepaskan oleh sahabat kita. Satu kesempatan bisa merubah persahabtan yang sudah di bangun bertahun-tahun. Sayang gak siii???
Okey terlalu naif aku untuk bilang persahaban itu lebih penting. Toh, aku juga pernah mengkhianatinya, bahkan terus melangkah tanpa usaha mengembalikan semua seperti biasa. Dan aku bisa kasih alasan, itu karena kami telah saling menerima, kalau pun hubungan aku dan dia sahabatku rusak, hancur berantakan, aku pun akan senewen dan gak tahan. Okelah, sulit aku menjabarkan alasannya, karena akan terlihat aku semakin membela diri, intinya kami bisa saling mengisi kembali, dan saling berbagi lagi. Semoga kau juga merasakan itu yah "pasir". Dan ini semua karena kebesaran hatinya. How Lucky I am can be your bestfriend ^^.
Bukan, aku bukan bilang salah satu dari kalian tidak berbesar hati. Aku pun juga sebenarnya gak tau gimana hubungan kalian saat ini. Entahlah, kita pernah sama-sama saling merusak.
Aku sempat untuk menyudahi hubungan ini dan akhirnya kembali lagi. Dan selalu terpikirkan oleh ku (ni kalimat kayak lagu aja) tentang hubungan kalian yang sepertinya saling berdiam diri, padahal dulu kalian sering saling bercerita, berbagi, becanda, saling gila, saling tolong menolong. Hanya karena apa?perasaan?cinta?sayang?perjuangan?Bukankah semuanya seharusnya memberi kebaikan. Okelah, suatu saat, oh bukan, bahkan mungkin sudah lama kalian sudah berhubungan baik. Aih, aku gak tau jelasnya bagaimana. Tapi mungkin kalian sudah saling bersama lagi. Semoga.
Bohong gak yah, kalau aku bilang aku gak bisa melanjutkan hubungan ini karena aku telah merusak persahabatan kalian. Telah merusak hubungan yang sudah lama di perjuangkan. Tapi pikiran itu selalu mengganggu. Sudah lama aku tidak mendengar dan melihat kalian saling berbicara lewat telfon lagi. Padahal dulu aku sering mendapati kalian nerbicara bodoh lewat telfon. Tidak kah kangen dengan masa-masa itu?? Oh, 1 kejahatan merusaka 100000 kenangan manis...come on boy.
Okey, aku gak bisa mengatakan ini alasan aku gak bisa melanjutkan. Toh kalau pikiran itu mengganggu aku bisa kan terus berjuang maju dan mempertahankan cinta? Tapi apa bisa kita bercermin seutuhnya kalau pacahan cermin itu tidak disatukan??Alasannya rahasia hati ku dulu yah. Heheheh (sok pentiing).
Yah, harapan ku dengan hati yang gak bisa bertahan ini bisa membuat semua yang sudah terjalin kembali membaik (naif, mungkin). Persahabatan itu ibaratkan musik dalam hidup (apa siii..hehhehe, kiasan ngaco ni). Sahabat bisa jadi sumber semangat untuk hidup, bisa jadi warna, bisa jadi soundtrack dalam hidup untuk memperindah tindakan yang kita ambil, keputusan yang kita buat, dan yang paling penting dia adalah pasangan abadi yang tidak memperdulikan agama, warna, dan hal-hal lain yang bisa menjadi penghalang untuk menjadi pasangan.
Dear sahabatku, aku sadar aku salah, aku mengakui sudah menyakitimu, mengkhianatimu. Aku gak tau kata apa lagi yang bisa aku ucapin selain "MAAF". Aku juga makasih banget karena kamu mau kembali berbagi dengan aku. Mau kembali melakukan hal bodoh dengan aku. Hahahahah. Orang gila.
Dan dear keduanya...kita memang pernah bersama, merencanakan kehidupan kedepannya bersama. Bermimpi bersama, bersama-sama, saling menyatakan sayang dan cinta, saling mengatakan kasih sayang dan cinta (lagi). Kita PERNAH bersama. Dan semoga kalian tidak saling menyapa, masih bisa berbagi lagi. Maaf sudah menjadi bagian dari penyebab rusaknya hubungan yang sudah ada.
Dear yang melepaskan ku. Aku tau kamu sudah tidak menyesali ini lagi. Toh banyak kan manfaat yang kamu dan aku dapatin (yah walaupun gara-gara ini aku pernah jadi pengkhianat, hehhehhe). Aku rasa di balik ini semua ada jutaan hikmah buat kita.
Dear yang aku hmmmf bingung mau menyebutnya apa..gak usah pake sebutan lah ya. Hidup ini indah saat kita bersama, tapi kalau kita udah gak sama-sama lagi gak jadi berubah gak indah dong, sebelumnya juga kita gak bersama. Kamu punya banyak potensi dan orang-orang yang bisa menjadikannya lebih indah. Maaf, rencana-rencana itu aku putuskan sekarang(meskipun kita gak tau gimana nantinya). Aku juga gak bisa bilang mungkin ini yang terbaik, toh aku melukai hati kamu, masa ini mau dibilang baik. Ya gak lah. Untuk aku yang menyakiti kamu, aku gak punya kalimat-kalimat untuk setidaknya meredakan kecewa mu. Tapi aku gak mau membahagiakan kamu dengan kebohongan dan aku ingin jujur dengan apa yang aku rasa, saat ini. dan gak mau sembarangan menjalaninya (lagi).Harapan terbesarku, agar kita bisa selalu bahagia dalam menjalani waktu-waktu yang diberikan, aku berharap kita bisa saling terus berhubungan baik. Yah, kamu boleh marah karena kecewa dengan aku, hmmmmf tapi aku harap (lagi) kita bisa berbaikan lagi (ngomong gampang yah?), makanya aku nulisnya "aku harap" bukan "aku minta". Semua tergantung kamu mau mengabulkannya atau tidak.
Kadang kita berpikir untuk memperjuangkan sesuatu sebut saja cinta dengan mengorbankan sesuatu sebut saja (lagi ) persahabatan. Dengan dalili, cinta itu gak maksa, cinta itu membahagiakan yang kita cintai walaupun dengan tidak bersama kita. Yah, itu bisa saja. Itu juga bisa dinilai benar. Meskipun akan menimbulkan bekas pada hubungan yang udah terjalin. Bentuknya seperti cermin yang pecah yang sudah direkatkan kembali, bekasnya masih terlihat dan gak akan hilang. Karena hidup ini perjuangan dan juga pengorbanan, itu sah-sah saja. Tapi akibat selalu ada sebab dan sebaliknya. Ada aksi dan reaksi.
Cerita ini sudah banyak terjadi, bahkan aku sudah sering mendengarnya, dan ternyata saat mengalaminya cukup memberikan dampak besar dan penting juga terhadap hatiku, hidupku dan orang lain. Keputusan-keputusan yang aku ambil adalah hasil pemikiran aku sendiri. Hanya saja itu diambil dalam kondisi yang sepenuhnya tidak baik. Keputusan ini menghasilkan dampak atau resiko yang harus aku hadapi.
Aku pernah merasakan rasanya mengkhianati sahabat sendiri, aku pun juga pernah merasakan rasanya kehilangan seseorang yang kita anggap dialah cinta sejati. Dan semua ini karena apa yang aku putuskan, apa yang aku lakukan. Ini semua menjadi mozaik dalam hidup aku. Bagian-bagian yang indah.
Menjadi jahat itu tidak enak. Aku mengabaikan nasihat seorang kakak tentang "Berbuat baiklah pada siapapun. Dengan berkorban tidak semata membuat hidupmu menjadi buruk, malah sebaliknya", nafsu dan emosi membuat aku mengambi keputusan yang akhirnya menyakiti aku sendiri. Bukan hanya orang lain.
Hati kecil ada bagian paling penting dalam mengambil keputusan. Seperti intuisi. Kata Ippho Santosa, kalau intuisi bilang tidak, jangan lakukan tindakan yang melawannya. Aku menyadari melawan apa yang idaktakan hati kecilku saat itu untuk tidak mengmabil keputusan mengkhianati. Sejenak membayangkan dan aku rasakan kedamaian. Tapi logika, nalar serta cinta yang sesaat menggebu membuat aku melawannya. Ini pun menjadi pelajaran. :)
Yah...ini lah sebagian cerita yang bisa aku abadikan dalam tulisan. Tidak terlau menarik dan tidak juga memberikan pelajaran berharga, bahkan tidak juga jelas. Tapi ini semua memberi dampak besar dan penting dalam pelajaran memilih sikap dan memutuskan sesuatu.
Dan betapa berharganya nilai persahabatan itu. Aku bersyukur masih di beri kesempatan memiliki kalian, memliki warna dan musik untuk memcantik hidup ku. Seperti lollypop. Dan lirik lagu ini menginspirasi hubungan kita.... this is it...
Cinta itu indah
Saat kita senang atau saat susah
Tak pernah ku menyesal
Telah memilih dirimu
Dengan perbedaan yang ada
Namun kita masih bersama
Kadang aku yang selalu egois
Dan kamu yang slalu tak perduli..i..i..
Dengan sikapku yang tak mau tahu
Dan kamu yang tak bisa tuk mengalah
Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu menjaga
Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Dan bila bosan benci menghampiri
Cinta kan membawa kita kembali
Di satu lollipop love, lollipop love
Itas like a lollipop love, lollipop love
Satu dua kali kita pernah saling membenci
Ketiga empat kali kita juga saling tak bicara
Namun tak sanggup ku berlama-lama
Dengan hari-hari tanpa dirimu
Aku butuh teman untuk bicara
Dan kamu selalu ada tuk mendengar
Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu mencinta
Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Dan bila bosan benci menghampiri
Cinta kan membawa kita kembali
Di satu lollipop love, lollipop love
Itas like a lollipop love, lollipop love
Kadang merah kadang biru
Kadang hijau dan ungu
Berwarna warni cinta kita
Itas like a lollipop, lollipop love
Itas like a lollipop, lollipop love
Oh cinta ini indah
Saat kita bersama
Tak perduli saat senang dan saat susah
Kita kan selalu mencinta
lollypop love from Ninan Tamam
No comments:
Post a Comment