Rapi aku susun cerita kita yang penuh perbedaan. Seketika teringat seketika air mata ini ingin jatuh, nafas menjadi semakin dalam, menenangkan diri sendiri. Entahlah apa yang kau pikirkan tentang ini, terkadang aku ingin sekali tau. Tapi tak ingin membebanimu juga hatiku.
Aku telah berhenti mencari pembenaran, aku telah berhenti mencari cari ujungnya, tetap tak bertemu. Samudranya adalah matamu, adalah dirimu, yang berada di dekatku, yang bernafas menghembus pelan pipiku, dan membiarkan waktu berjalan begitu saja. Tak tersesali.
Meski rapi ku susun cerita ini, tetap acak jalan kita. Pertemuan, kebersamaan, pertengkaran, perbincangan, semua tanpa rencana. Nafas-nafas malam menemani, tetes-tetes pagi menandakan hari dimulai menyimpan senyum kita. Adakah dunia tau?
Tak ada yang kita tepiskan, tak ada yang kita paksa menjadi benar. Tak ada yang kita persalahkan, perkataan apapun kita terima. Tanpa keluh, kita biarkan semua. Gusar, gemuruh dan kekhawatiran pun kebas. Setiap pertemuan dan jarak menjadi arti dan tak membebani.
Kita masih di sini, masih dalam cerita ini. Akan dunia mengasingkan cerita ini?Akan kah ini patah dan musnah dengan sendirinya oleh keegoisan kita yang nyatanya selalu mampu kita redam? Entahla. Kita masih sama-sama tertidur lelap. Perkaran nanti, aku dan kamu telah menyerahkan seutuhnya.
No comments:
Post a Comment