"Kalau sudah salah jangan berlagak benar dengan mencari-cari pembenaran. Mau di asingkan dunia kau ha?" Ko Ang menyulut batang rokoknya yang lusuh. Murahan.
"Aku tidak mencari pembenaran. Aku hanya tidak merasa salah dengan ini semua" Selly menjawab serius sambil terus membersihkan sepatu hak tingginya.
"Tetap saja pemikiran mu itu tidak dapat di terima." Ko Ang menikmati roko murahannya.
"Oleh mereka?Kenapa juga harus di terima. Aku ini hidup bukan untuk mereka" Selly berdiri tepat di depan Ko Ang, telah selesai membersihkan sepatunya.
"Tapi kau akan di asingkan Selly. Tak ada satu pun aturan di Negri ini yang bisa menerimamu" Ko Ang berhenti mengisap rokok murahannya, mejawab sambil meredakan kekagetannya oleh Selly yang berdiri tiba-tiba di depannya dengan wajah merah padam.
"Aku tidak membuthkan penerimaan mereka. Memangnya mereka sudah berbuat apa untuk aku ha!" Selly berteriak dari kamar mungilnya sambil sibuk menyiapkan diri.
Ko Ang hening.
"Koko bisa meninggalkan aku kalau sudah tidak tahan lagi dengan pengasingan mereka. Aku akan tetap menjalani hidup ku ini." Selly berdiri lagi di depan Ko Ang, dengan gaun ungu tanpa lengan, hanya menutupi sebagian paha dengan wangi parfum menyengat dan sepatu hitam serta polesan make up yang menor.
Ko Ang kembali terkejut "Koko di sini hanya untuk menemani mu, itu lah tugas Koko, jadi meskipun berat menerima pengasingan mereka. Ko Ang akan tetap denganmu. Karena ini tugas Ko Ang. Kalau kamu merasa tugasmu adalah mencintainya meski dengan semua perbedaaan dan keterasingan ini, ya sudah jalani saja. Ko Ang masih menjadi tugas Ko Ang. Baru berhenti kalau sudah mati nanti."
Selly menunduk menyembunyikan air matanya. "Sudah ribuan kali Ko Ang mengatakan ini."
"Ya karena ini tugas Ko Ang"
Ko Ang yang sudah menua tak pernah berhenti mengingatkan Selly akan ini. Dengan gaya yang sama. Dengan nada yang sama, tak pernah berubah. Selly pun masih menjawabnya, kadang dengan hanya menatap, kadang dengan nada biasa kadang marah, seperti malam ini. Selly tau, Ko Ang sangat menyayanginya. Sejak kecil tak pernah Ko Ang membiarkan Selly terluka. Baginya, hidup Selly dewasa adalah kebahagiaan, tidak menderita seperti ini. Selly tau ini yang membuat Ko Ang tak pernah memikirkan hidupnya, hanya tentang Selly. Karena sampai sekarang, Selly masih menderita, menurut Ko Ang.
"Dan ini pun tugas Selly Ko" air mata itu masih hangat.
Selly menjalani kehidupannya dalam kepalsuan, bertindak sebagai seorang pencinta suci, dalam perbedaan yang paling mendasar, menulikan kuping, membutakan mata, mematikan hati, hanya untuk melindungi Koko terkasihnya. Jejak-jejak masa lalu Ko Ang telah menjerumuskannya dalam sebuah piutang yang tak akan mampu Ko Ang bayar dengan apapun yang dia miliki. Ini semua berawal dari ketidak tahuan Ko Ang dalam memulai bisnis. Hingga akhirnya sebuah penipuan yang hanya bisa di telannya. Selly lebih dulu mengetahuinya dan berusaha mati-matian untuk menutupinya agar Ko Ang tidak tahu. Seoalah bisnis itu masih berjalan. Bayaranya adalah dirinya.
Kehidupan ini kita jalani dengan tugas masing-masing. Semoga dapat terlesaikan sampai berhenti bernafas nanti. Dan terkadang ada hal yang tak perlu kita sampaikan, biarkan dia tersembunyi hingga mati.