"Kamu dingin" katanya.
"Iya,di luar hujan, jaket,syal, sarung tangan dan kaos kaki saya belum kering" jawab saya sambil tetap menatap hujan.
"Hatimu juga sedang basah?" tanyanya hati-hati.
Sayang senyum sambil menggeleng. Sejak kapan dia bisa melontarkan kalimat tersirat seperti ini.
"Sikapmu juga dingin ke a...ku" terbata lagi.
Saya menaikan alis, melihat ke arahnya yang duduk di samping saya, lalu memberikan senyum.
"Apa dari senyumku, terlihat ada rasa tidak suka denganmu?
Dia menggeleng.
Setelah itu kita hanya menikmati malam dengan bunyi hijan.
Aku, hanya baru saja sadar, telah terlalu mencintai dan menginginkanmu. Mungkin, setelah ini, aku akan kehilanganmu.
"Iya,di luar hujan, jaket,syal, sarung tangan dan kaos kaki saya belum kering" jawab saya sambil tetap menatap hujan.
"Hatimu juga sedang basah?" tanyanya hati-hati.
Sayang senyum sambil menggeleng. Sejak kapan dia bisa melontarkan kalimat tersirat seperti ini.
"Sikapmu juga dingin ke a...ku" terbata lagi.
Saya menaikan alis, melihat ke arahnya yang duduk di samping saya, lalu memberikan senyum.
"Apa dari senyumku, terlihat ada rasa tidak suka denganmu?
Dia menggeleng.
Setelah itu kita hanya menikmati malam dengan bunyi hijan.
Aku, hanya baru saja sadar, telah terlalu mencintai dan menginginkanmu. Mungkin, setelah ini, aku akan kehilanganmu.
No comments:
Post a Comment