Setiap hari adalah kejutan...
Dari pagi sampe malam semua diisi dengan kegiatan-kegiatan positif dan menyenangkan, kemudian ketika malam mendekati pekatnya, datang sebuah cerita yang menusuk hati yang berimbas pada rusaknya mood dan sebuah ikatan persahabatan. Wow. Yah, itu lah namanya "setiap hari adalah kejutan".
Tanpa maksud untuk mencari pembenaran terhadap apa yang aku lakukan, tanpa menyalahkan siapapun yang ada dalam cerita ini, dan terlepas dari semua pemikiran terhadap cerita ini, aku hanya ingin menulisnya, karena ini pernah menjadi bagian dari hidup ku, bagian cerita yang cukup menjadi sebuah kejutan.
Pernahkan kalian didiamkan oleh seseorang? Seseorang yang cukup berarti dalam hidup kalian, seseorang yang cukup berpengaruh, seseorang yang setiap harinya mengisi aktivitas-aktivitas kalian dan seseorang yang kalian ingat namanya saat sedang mengalami kesulitan serta sseorang yang selalu ingin kalian lihat tersenyum. Aku pernah. Dia seseorang yang sudah aku anggap saudara, dia sahabatku ^^.
Awalnya aku merasa ini adalah bagian dari sikap sensitifnya, bagian dari sikapnya yang tergantung pada mood. Tapi lama kelamaan itu semakin menjadi dan komunikasi menjadi hilang sama sekali. Terlebih saat aku datang ketika dia sedang berkumpul dengan teman lainnya, wajah itu seksetika berubah. Hmmm rasanya cukup memukul.
Aku memang gak melakukan usaha maksimal untuk memperbaiki hubungan yang rusak ini, tapi maaf itu telah ku utarakan. Bahkan aku sedikit marah dengan sikapnya yang tanpa penjelesan. Bagi aku didiamkan adalah tingkat kemarahan tertinggi. Aku sadar bahwa aku telah melakukan suatu kesalahan. Tapi apa!? Menjelaskan sebab akibat amarah memang sulit, itu yang membuat aku gak mau maksa dan menuntut penjelasan.
Sampe akhirnya, sabtu malam itu (18 Juni 2011). Penjelasan itu datang...
Sampe saat ini bagiku bekerja sampingan adalah belajar, belum memprioritaskan upah, belum memprioritaskan posisi, belum terobsesi menjadi terdepan. Karena aku sadar aku masih sangat butuh belajar lebih. Secara tiba-tiba pun (yah, karena setiap hari adalah kejutan) aku tergabung dalam sebuah organisasi. Jenis organisasi ini hampir sama dengan jenis organisasi yang juga diikuti "dia". Aku sering bercanda bahwa kami adalah dua orang yang bersaing, dia adalah kompetitor ku, sambil tertawa, mengejek, dan membanggakan organisasi masing-masing. Murni saat itu niatan candaan. Mungkin ada bagian yang ternyata berlebihan menurutnya. Entahlah.
Aku belum mengerti benar tentang persaingan, kompetensi, dan berbagai macam istilah lainnya dalam bisnis, yah karena niat awal itu adalah belajar. Aku juga gak benar-benar serius menganggap "dia" adalah kompetitor ku, dengan mencari kelemahan-kelemahannya, mendahului rencananya. Pada saat itu yang aku inignkan adalah kemajuan kami bersama-sama, bahkan aku inign dia lebih maju, karenaintegritas dan keingnannya lebih besar. Yah, mungkin bukan ini yang benar-benar tampak dalam sikap aku.Entahlah.
Suatu hari, dimana mulai hari itu sikapnya berubah. Saat aku bertanya tentang fasilitas yang dia gunakan saat dia menjalankan usahanya, bisnisnya dalam organisasi itu, ternyata pertanyaan itu adalah awal dari marahnya. Sebab kemarahannya, sebab sikap diamnya. "Dia" merasa aku memanfaatkannya. Dia merasa dengan dia menjawab akan membuat rumahnya (re:organisasinya) jatuh, ^^.
Saat mendengar itu, aku belum bisa mengendalikan perasaan, seketika sedih dan kecewa itu datang, mengurung apa yang aku rasa. Saat itu juga aku sadar bahwa gak semua niatan baik di sangka baik, gak semua niat yang ada pada diri kita juga dirasakan sebagai niat yang sama dengan orang lain. Semua itu tergantung cara berpikir dan memandang seseorang dalam hidup kita. Sebagian pikiran ku saat itu adalah pernyataan protes dengan semua yang diA pikirkan, sebagian lagi penerimaan dan pengertian tentang pilihan sikapnya, pilihan pemikirannya, dan pilihan pandangannya terhadap aku. Penerimaan itu lebih besar, tak ada pertanyaan lagi. Buyar, air mata itu buyar. Cengeng!!! Maaf, aku hanya ingin menemui pertahanan ku, hanya ingin berbagi sedikit sedih dan kekecewaan dengan air mata.
Aku sadar reaksi aku gak akan mengubah dia, gak akan mengubah cara pandanganya. Tapi, maaf, terlalu sulit aku menahan hati aku untuk bertemu pertahanan itu. Aku berharap suatu hari, hubungan kita bisa kembali penuh dengan pengertian lagi, tertawa lagi, berbagi lagi, saling mengejek lagi, dan bermimpi sama-sama lagi. Tapi, seperti kaca yang terbelah dua, bisa disambung, namun bekasnya akan tetap ada.
Terima kasih. Aku belajar tentang "permaninan gembira" yaitu mengambil semua sisi yang menggembirakan (re:positif) dari cerita yang ada. Yah, mungkin hati ku memang kecewa juga sedih. Begitupun dengan kamu yang merasa aku manfaatkan. Tapi dengan ini aku belajar untuk mengerti tentang pandangan orang lain, tentang niat yang disambut berbeda, tentang penerimaan terhadap pikiran negatif orang lain terhadap aku, serta tentang persaingan. Di sini aku baru benar-beanr tau "bahwa benar, dunia kerja, persaingan bisa merusak hubungan paling harmonis sekalipun", tak apalah. Pelajaran ini juga berharga. Kamu memang gak akan terganti, kamu memang cuma satu. Tapi kamu bukan satu-satunya, mungkin ada baiknya juga kalau kita gak sedekat dulu. Yang jelas hubungan ini akan selalu terjalin baik. ^^
Pesan aku: teruslah berusaha, jaga semangat mu, jaga iman mu, teteplah membaca, jadilah yang terbaik dengan pilihan terbaik juga. Hati aku sudah menghilangkan, memusnahkan rasa sakit itu, kecewa itu, dan semoga cerita itu hilang juga dari ingatan agar kaca yang disambung itu tak tampak bekasnya dalam hubungan kita (someday).
Sahabat tidak memandangmu sebagai pesaing sekalipun kalian bersebrangan, bukan juga seseorang yang memanfaatkanmu demi kepentingan kelompoknya. Sahabatmu adalah senyumu yang hilang ^^.